Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2023

PUISI "MARI, MEREBAHLAH BERSAMA MALAM", Oleh: Erka Ray

Bisa sebut aku bintang Mungkin bersinar sebagai teman pengantar tidurmu  Itupun jika kau lirik aku sebentar di luar rumah Sebut aku langit gelap Yang sudah menyuruhmu untuk beristirahat dari kesibukan siang  Mari, merebahlah di sampingku Banyak buku-buku yang akan aku bacakan untukmu Kisah-kisah lampau  Mengenai seorang yang meminum racun untuk kekasihnya Sebut aku malammu yang berbintang; Pun berembulan Meski masih kalah cantik akan wajahmu yang merona menipu lampu-lampu di kamarku Mari, merebahlah wahai kasih  Kita bisa berkisah untuk kasih kita dengan lembut Setelah malam benar-benar selesai dan mengakhirimu dari kesibukan siang Pamekasan, 24 Agustus 2023

PUISI "MELAHIRKANMU DENGAN AWAL BISMILLAH", Oleh: Erka Ray

Aku memberimu nama atas bismillah yang kusebut lancang di awal doa Namamu yang tak sengaja awalnya kusebut berulang-ulang Hingga manis sekali bibi mengucap amin di akhir Mendambamu dengan iming-iming melibatkan Tuhan Tetap atas nama bismillah Awalku mengenalkanmu  Aku awalnya berbisik Lalu lantang dan lancang bersuara atas nama dan tubuhmu yang kulampirkan doa di punggungmu Yang mulai menjauh Sebut saja, aku sedang berusaha dengan bercerita pada Tuhan Meksi akhirnya aku tak tahu Apa kamu akan lahir dari aminku sehabis meminang doa Pamekasan, 24 Agustus 2023

PUISI "BUKAN SIAPA - BILA RAGU BILA TAK TEMU", Oleh: Erka Ray

BUKAN SIAPA  Wajahmu sendu Beriringan dengan mentari pagi merintih perih rasa Aku tak mengapa  Menyusut kepinggir dari carut-marut pikiranmu  Wajahmu sendiri Melipir pagi-pagi di tengah kehidupan yang sibuk  Ada aku yang ikut menepi Menepis sedikit ingin  Pulang lupa  Pulang hadap tak bertuan nyonya Pulang kasih  Kita bukan siapa-siapa  Sumenep, 19 Agustus 2023 *** BILA RAGU BILA TAK TEMU Andai ragu Pulanglah adinda pada tuan Andai tak temu  Pulanglah adinda pada pangkuan Rehat sejenak Berpulang kisah berputar Esok bisa diulang  Usaha tak usah dipendam Merajut mimpi di sela-sela tuan  Bila tak temu  Maka cari dengan cara lain Bila tak jumpa si kekasih  Pulang daku pada tuan Mendung hitam di atas kepala  Mari larang aku berkelana  Payung dipegang  Hati yang ikut berjelan Menjejal pikir-pikir di akhir Bila tak temu Bila ragu Pulang adinda menuju tuan  Rumah berdiri Hampa tak berpenghuni Mari diisi  T...

PUISI "TUHAN MENGHADIRKAN KENANGAN - SAAT BAHU BERJAJAR", Oleh: Erka Ray

TUHAN MENGHADIRKAN KENANGAN  Di bawah matahari yang panas  Juga bajumu yang hitam  Kendaraanmu yang juga hitam demikian Tawa-tawa berhiliran di telinga Menyapa kenangan lama Selembut itukah dirimu Di bawah panasnya matahari siang  Satu dua pepohonan bak penari yang diputari lagu Menyapa rambut-rambut pendekmu yang terpangkas rapi Berkasih kisah lama hanya ada di pikiranku saja  Baja hitammu pekat bersama kenangan ini  Kepala hanya menjadi wajah kenangan yang diputar dalam memori Kita sudah sejauh ini nyatanya Panas di sekitar kita  Ungu apa kita sibuk ribut dengan kenangan lama  Tanganmu yang tak sengaja membelai "Maaf, Tuan. Aku teringat kasihmu yang lalu-lalu," bisikku dalam hati. Mungkin demikian cara Tuhan mengembalikan ingatan "Maaf, Tuan. Agaknya kenangan ini lebih panas siang ini dari matahari di atas sana," paparku saat sekilas tak sengaja bertemu pandang Stadion Gelora Ratu Pamelingan Pamekasan, 22 Agustus 2023 *** SAAT BAHU S...

PUISI "PAGI-PAGI - RAMBUTMU TERURAI - JAUH TANGAN", Oleh: Erka Ray

PAGI-PAGI  Pagi-pagi begini  Terlihat sibuk suatu kehidupan Lantang suara ibu-ibu meneriaki anaknya Lantang suara bapak menyapa kawan sekebunnya Pagi-pagi anak-anak nakal sudah diatur  Sedang kepul asap membumbung tinggi di dapur-dapur Kamu yang sibuk dengan tatanan rambut Mengoceh tentang halaman yang belum bersih Pagi-pagi Tirai-tirai dibuka  Angin manja menyapa senyum-senyum penduduk  Bernostalgia setiap pagi  Memutar lagu syahdu sekali  Sumenep, 20 Agustus 2023 *** RAMBUTMU TERGERAI  "Aku ingin mengikat rambutmu," ucapku  Saat kulihat rambutmu tergerai Gerai manja menyingsing pelan Lama-lama lentur menyentuh lembut  Tuai mesra padaku yang berharap rasa "Boleh aku mengikat rambutmu?" Aku bertanya Kamu diam membisu  Tanpa jawab Tuai ambigu dalam pikiran Kamu mengangguk Lama, Aku kebingungan "Rambutnya cantik," kataku secara terang-terangan  "Terimakasih!" Lembut jawabanmu  Sekilas meski tak menunjukkan apapun Hingga semp...

PUISI "RINDU ANAK RANTAU", Oleh: Erka Ray

Bu, Merintih nasib seorang anak di perantauan Perut diikat kencang agar tak becanda Bu, risau si anak tak punya apa-apa Pulang tak pasti hanya demi senyummu saja  Bu, Hadiah lepas rindu kubungkus dengan kain  Cukup besar namun lebih besar kasihmu  Dengarkanlah kisah rantau si anak pahit ini Manis hanya di senyummu Bu, Lantang suara dari kasihku merindukan pangkuanmu Aku pulang jauh-jauh dari kota orang Bermaksud menjemput rindu di dapur-dapur penuh asap saat pagi hari Dan meja makan yang penuh dengan masakanmu Bu, Anak rantau ini pulang saat bulan gompal di atas rumah Mungkin rindu sudah tak berkasih dan tak bermuara selain padamu Anak rantau gulung tikar  Berlari pada tanah kelahiran Sumenep, 14 Agustus 2023

PUISI "KISAH ORANG DEWASA", Oleh: Erka Ray

Abu-abu dinding rumah Rumah makan ramai orang dewasa berceloteh Tenda-tenda pun demikian Kisah-kisah hilir mudik di piring-piring berisikan lalapan Gedung-gedung di kota menjulang tinggi Menyambut langit seakan ingin dipeluk  Dengan bagian bawah tenda biru dan Oren berbaris  Dan kisah orang dewasa yang berhamburan si meja-meja panjang Satu pesanan datang  Satu pering habis dan dibayar Orang dewasa pulang Mungkin malam hanya untuk di pedagang jalanan Sekian kisah habis disuapan terakhir lalapan Sumenep, 14 Agustus 2023

PUISI "LAGU REMANG-REMANG", Oleh: Erka Ray

Lagu riang siang hari  Bunyi-bunyi syahdu meminang hati  Aku pulang di remang-remang rumah orang Atap genting gedung tinggi menjulang Lagu-lagu diputar kencang  Antar suling dan gendang yang sama-sama berirama Petikan gitar tak mau kalah meminangmu  Tak ingin kalah cepat oleh iring-iringan gamelan di pojokan Lagu-lagu syahdu beristrikan dirimu  Menari anggun layaknya bidadari Nada-nada bernuansa asmara berteduh di pipimu  Aku pulang  Remang rumah orang Nyaring tabuhan gendang  Berirama tak henti meminang Kalau berjuang Sumenep, 13 Agustus 2023

PUISI "HARUM MEWANGI - BERSAKSI", Oleh: Erka Ray

HARUM MEWANGI Harum tanah menyingsing di penciuman Harus pula bakar-bakaran kemenyan Hari berduka  Sedih tak kerkira  Senyum hanya iming-iming tak jelas semata Tabur bunga yang tak harum  Rumah-rumah penuh pilu tak berbakti pada ibu  Bernostalgia, Rasanya tak lagi pantas Harum tanah bekas hujan  Menyingsing anggun  Mencium jalang bermain hati  Tubuh-tubuh orang-orang miskin bersedih  Mengikat perut di tengah wewangian Malam makin menggigil Menyuruh pulang si penagih hutang  Harus di halaman rumah penuh mempersilahkan tidur Sumenep, 07 Agustus 2023 *** BERSAKSI Bersaksilah  Bersuka cita benabur benih  Berkecambah Pucuk-pucuk dedaunan merona Mentari singgah menabur harap Berhijrah dari hatiku ke hatimu  Pulanglah Saat hanya aku yang masih duduk di kursi depan rumah Lihat kaki-kaki penuh tanah  Menyiram benih pagi-pagi yang berharap tubuh  Siang yang tak sepanas kemarin Bersaksilah, Aku jengah menonton Kamuflase hidup ya...

PUISI "DIRIMU YANG MERONA - AKU DITINGGAL", Oleh: Erka Ray

DIRIMU YANG MERONA Arah timur lincah nian memadu warna di pipimu  Samar-samar aku melihatmu merona Sedang arah timur tak segan bermanja  Aku melihatmu terpapah oleh kisah tadi malam  Bergerilya angan pagi ini  Menyentuh kaki-kaki tanpa alas apapun Mengajakmu ikut serta menyanyikan irama syahdu Biarkan mentari pagi bermanja di tubuhmu  Aku yang melihatmu merona  Campur tangan Tuhan menjadikanmu indah  Aku izin memeliharamu hari ini  Tak akan kubiarkan ikut terseret jingga Biar kita yang abadi saja  Sesekali aku bersyukur Tangan Tuhan lihat memahat indah wajahmu Sesekali aku bertanya, "Mampukah aku di sebelahmu?" Meronalah pipimu diterpa mentari pagi yang sudah meninggi Halaman rumahmu yang sudah panas  Sekali dua orang lewat di sana dengan takzim Yang dibalas anggukan olehmu Sumenep, 05 Agustus 2023 *** AKU DITINGGAL Tinggal Biar aku tanggal Tak genap Aku ganjil Aku separuh  Patah kemarin malam  Tak henti berbual  Aku ditin...

PUISI "ANGIN SI PERAYU BINAL - TANPA AKU YANG BASAH", Oleh: Erka Ray

ANGIN SI PERAYU BINAL Aku ingin menjadikanmu angin yang riuh melenggakkan kerudung Berhasrat teguh Bermain ombak di laut lepas  Membasuh tubuhku yang mulai melunak Besuk aku di sepertiga malam yang mulai hening  Tak beribu pun tak berayah  Hanya sesekali angkuh  Meski hanya menyimak perbicangan daun dan angin  Yang sesekali nyaring tertawa Aku ingin menjadikanmu angin yang tak kenal akan diriku  Bermain mata dengan kekasih baru  Daun baru yang tak bertangan Berhenti memeluk ranting demi tetap utuh  Angin-angin menganginkan daun-daunan yang berkasih berkisah  Ujung kerudungku yang juga gak henti menjadi jalang siang hari  Angin tega merampas rona pipi bak kekasih yang tak berhati  Pulang angin, Dirimu binal merayuku untuk melepas kasih  Sumenep, 31 Juli 2023 *** TANPA AKU YANG BASAH Hujan tergelincir dari langit Yang raut wajahnya mengalahkan raut wajahku siang ini  Hujan membuat pesta kecil untuk berdansa Tubuhnya luruh de...

PUISI "ANGIN BERKASIH DI SELA-SELA AMIN - DAN 2 PUISI LAINNYA ....", Oleh: Erka Ray

ANGIN BERKASIH DI SELA-SELA AMIN Angin tak pernah berbisik santai  Liar mengusik ujung kerudung dan baju  Binal menyatakan kasih sayang Angin tak luluh dijamah tangan  Memohon ampun selepas surau-surau bertalu beduknya  Malam semakin meringsut tak tahu arah Menyelinap di bajuku yang masih basah selepas dicuci  Wajah yang acak-acakan Menyatakan kasih yang lagi-lagi sala kaprah Hingga bergema suara beduk menyingsing di telinga Amin paling kencang mengecup bibir dengan binal  Tak khayal lagi 'tuk berkasih  Angin terbatuk-batuk di sisi kiri  Meringsut di sisi kasih yang masih mengucap amin  Hingga ujung kerudung diajak berdansa Berpesta setelah malam melenyapkan diri Sumenep, 29 Juli 2023 *** MULUT-MULUT YANG RAMAI Mulut-mulut ramai mengerubungi telinga Jilat menjilat lidah pada tanah  Tanah bukan haknya Mulut-mulut basah mengucap sumpah serapah Mulut-mulut memakan kertas bertinta  Lahap nan rakus terlihat Bahkan mulut-mulut mengerubung...

PUISI "SENYUMMU YANG MENYELINAP DI BUBUR PUTIH - HENDAK KERUMAHMU YANG DICURI", Oleh: Erka Ray

SENYUMMU YANG MENYELINAP DI BUBUR PUTIH Melihat senyummu terpancar indah masamu  Kalah hanya bubur putih pada piring yang terlihat hambar Senyummu menyelinap sebagai kuah santan  Toping telur dan kacang seakan menjadi hiruk-pikuk yang akan lewat di bibirmu  Sanjung disanjung Bibir pula senyummu Hanya karena piring putih belum ternoda bertekad menyaingi Sama saja saat kukatakan senyummu datar    Bubur di dapur rumah mulai mengepul  Disendok, Dipindahkan, Senyummu menyelinap di asap-asap Berharap singgah pada hidung Berleha-leha sebentar menunggu Tunggulah aku, Yang hendak tersenyum disuapan pertama saat bubur putih disendok  Berpadu dengan lidah yang merasa tersaingi Menyambut senyummu yang ingin ikut pula bergerilya manja Tunggu aku yang ingin ikut tersenyum Sumenep, 27 Juli 2023 *** HENDAK KERUMAHMU YANG DICURI Lihatlah sesekali menyapaku  Hendak kemana aku  Tanyakan lah Mungkin aku hendak ke rumah dengan genting yang baru saja dicuri  ...

PUISI "SESEKALI RINDU INI TIDAK HATI-HATI - DAN 2 PUISI LAINNYA ....", Oleh: Erka Ray

FOTO YANG KAU KIRIMKAN Foto yang kau kirim tadi  Serempak senyum di wajahku mengikhlas  Senyum di wajahku melebar Seakan, aku ingin berada di antara angin yang usil mengganggu rambutmu Foto yang kau kirim tadi  Membuat aku layaknya tubuh yang bertemu kasur  Tubuh yang berteduh dari panas  Berlari menuju rentangan tangan  Aku kira, kau lupa  Aku juga tidak berusaha mengingatkan Aku hanya menitipkan pesan di awal Untuk akhir, biar kau yang menentukan Foto yang kau kirim tadi  Sekilas aku seperti bisa melihat jalan setapak yang kau lalui  Bebatuan yang kau injak  Pun rimbun rimba yang masih rapat berusaha menyapa kulitmu Aku seakan melihat senyummu yang mencapai tujuan Lalu pulang dengan rasa lega yang tak karuan Di foto itu,  Aku seperti melihat betapa bahagianya dirimu Foto itu masuk ke aplikasi hijau  Aku membukanya, Senyumku ikut ada Sumenep, 26 Juli 2023 *** SESEKALI RINDU INI TIDAK HATI-HATI Hanya sesekali aku berbisik Soal ...

PUISI "MALAM BERBISIK PADAKU - DAUN JATUH", Oleh: Erka Ray

MALAM BERBISIK PADAKU Aku tidak tahu kenapa malam sedikit berbisik di telinga "Aku temani tidurmu malam ini," ucapnya Aku hanya tidak tahu kenapa aku harus ditemani Tubuhku yang diselimuti Pelan-pelan dinyanyikan lagu pengantar tidur Malam berbisik lirih, "Dia tertawa tanpamu." "Aku akan di sini bersama," lanjutnya Pelan-pelan malam menyatakan perasaan lewat angin-angin yang seperti kekasih Membuat terbuai  Santai dibacakan buku cerita "Tidurlah." Malam berjanji akan di samping bantalku  Bercerita jika aku akan mendapatkan yang lebih dari dia Sumenep, 25 Juli 2023 *** DAUN JATUH  Maaf, Daun-daun hanya benda mati yang lagi-lagi terjatuh Tanah hanya sebagai penerima Memeluk lapang diterpa banyak hal Yang sesekali berikrar tak akan menangis  Daun jatuh Ranting-ranting bernyanyi menyambut jatuhnya  Bernostalgia tentang kamu yang tak bisa dijatuhkan juga Namun akhirnya ikut juga  Daun-daun berhamburan di halaman rumahmu Kotor pada akhirnya Membuat ama...

PUISI "AKU PERGI DARI JANGKAUANMU", Oleh: Erka Ray

Aku telah pergi Pergi dari jangkauanmu  Yang tak bisa lagi kau temukan di jam enam pagi dengan ucapan selamat pagi  Tak bisa kau temui aku di jam sepuluh siang dengan cerita-cerita yang tidak jelas Apalagi saat sore, Aku tidak akan kau temukan dengan kabar bahwa aku sedang mencuci piring  Aku akan pergi Pergi dari dirimu Yang tak bisa lagi kau temukan Saat malam beranjak pada bantal-bantal di atas kasur, Kau tidak aku temukan aku di sana dengan ucapan selamat malam  Tidak akan ada aku yang lirih mengucapkan selamat tidur Aku tidak akan lancang lagi berada di mimpimu Pun kau juga tidak akan aku biarkan sesekali masuk dalam mimpiku  Sebab aku telah pergi dari jangkauanmu Sumenep, 24 Juli 2023

PUISI "TENDA PINGGIR JALAN - BAKUL NASI - KENANGLAH AKU", Oleh: Erka Ray

TENDA PINGGIR JALAN Biar aku menjadi tenda-tenda yang beragam warna  Di pinggir-pinggir jalan  Dengan kesibukan yang tak kunjung sudah  Orang-orang yang mampir dan pergi kemudian  Biarkan aku tenggelam di mangkuk-mangkuk bercap ayam  Sedikit kepanasan sebab siang dan jalanan beraspal Lalu di bungkus hendak dibawa pulang  Biar aku menjadi selada yang layu disiram kuah  Diseruput tamu-tamu yang bergelar tuan Aku akan berdiam  Di bubur putih yang diaduk rata  Pasrah akhirnya disatukan Meski beberapa orang berdecit tak suka  Selanjutnya berdebat soal diaduk atau tidak Padahal aku sedang tertunduk di centong-centong yang lihai memindahkan kuah-kuah Kenang aku di beberapa tenda-tenda yang berdampingan Tak seperti kita yang berjauhan Sumenep, 23 Juli 2023 *** BAKUL NASI Seperti bakul nasi di rumahmu saat jam dua belas malam Kosong tanpa isi  Centongnya diam membisu Tudung saji yang tertutup rapat Suasana rumahmu yang sunyi  Menikmati ...

PUISI "JIKA ADA YANG BERTANYA AKU", Oleh: Erka Ray

Bu, Aku baju robek yang kemarin diletakkan dalam lemari Baju yang warnanya sempat dimaki sebab pudar  Aku baju lama yang berbau Baju yang diletakkan dalam lemari  Bu, Aku tangan kotor yang kemarin membersihkan halaman Aku kotor di mana-mana Aku adalah kaki yang pincang dicucuk duri  Aku mengaduh, Bu Tapi tak seorangpun mendengar Bu, Jika esok lusa ada yang bertanya soal diriku Mungkin bisa Ibu jawab  Aku adalah batu nisan yang baru ditancapkan Baju yang robek kemarin, Adalah pakaianku untuk tidur panjang Butuhku kini ikut kotor, Bu Bukan hanya tangan yang kotor sebab membersihkan halaman rumah kita  Tubuhku bahkan lebih senang dikikis belatung kelaparan Bu, Jika akhirnya tak ada yang bertanya soal aku, Aku tetap akan tertidur di sisi yang menghadap ke arah barat  Sumenep, 22 Juli 2023

PUISI "DI SAMPING MAWAR-MAWAR", Oleh: Erka Ray

Kupeluk tubuhmu siang ini Berusaha menghalau panas dari tubuh yang mulai melepuh Maafkan aku, Aku tidak sempat membasuh wajahmu Maafkan aku  Aku membuatnya menangis kali ini  Apa tubuhmu sakit  Sampai hati  Mawar-mawar melepas kelopaknya di bajumu  Pakailah Peluk dia atau peluk aku  Bajumu warna merah  Mawar-mawar memberikan kekasihnya pada tubuhmu Maafkan aku, Aku membuatmu menangis Bersedih hati yang tak kunjung reda  Aku minta maaf, Memelukmu yang sendiri Di samping mawar-mawar yang sudah kayu  Kenang aku di lembar kelopaknya Ada aku di sana dengan penuh cinta Aku meminta maaf Meminta izin untuk memelukmu lama  Di samping kenangan yang mulai layu  Sumenep, 22 Juli 2023

PUISI "MENCARI SENYUM - DAN 4 PUISI LAINNYA ....", Oleh: Erka Ray

LUPA MEMBANGUNKANMU Aku lupa membangunkanmu pagi tadi  Untuk bergegas mandi  Atau atau bergegas melipat selimut Lupa menyuruhmu untuk memasak  Atau hanya sekedar membersihkan halaman Lalu membuka jendela  Pagi tadi seharusnya kakimu telah basah  Pun rambutmu yang ikut basah Pagi-pagi bercanda dengan riak air, Apa kamu kedinginan? Aku bahkan lupa untuk memintamu memakai baju tebal  Pagi tadi seharusnya kita duduk Untuk menjeda kerumitan yang semakin berkelit  Lantak dalam malam-malam yang anggun membelai kita  Sampai kita terbuai mesra karenanya Hingga aku lupa berbisik pada telingamu pagi tadi  "Ayo bangun." Bergegaslah sebelum tangan terlipat karena tertinggal Sumenep, 21 Juli 2023 *** MENCARI SENYUM Yah, Aku lihat pundakmu bergetar saat melihatku belum menjadi apa-apa Aku melihat matamu bergedut mencari sesuap nasi Yah,  Aku tahu punggungmu merintih pelan agar tidak terdengar Mulutmu mengaduh, Samar-samar dibekap  Aku yang belum b...

PUISI "AKU HANYA TERTIDUR DI RUANG TAMU", Oleh: Erka Ray

Bagaimana jika esok pagi mataku tidak terbuka Apa orang-orang akan menangis menepuk pundakku Apa akan ada yang mengelilingiku  Berbisik ricuh soal halaman yang telah basah  Beberapa orang yang sibuk  Dan beberapa orang yang terduduk Saat mataku tidak terbuka Apa aku akan diangkat Didekap dalam dekapanmu yang dingin  Jangan menangis, Aku sedang tertidur di ruang tamu  Bisiki aku lafadz-lafadz yang fasih saat dibaca Orang-orang duduk di dekatku menyayangkan Mereka bersimpati bertanya Perihal kemarin yang masih ada aku Lalu hari ini aku hanya sibuk tertidur Cepat bawa aku, Jika tangismu pada akhirnya menjadi lagu-lagu yang mendayu pasrah Jangan menangis, Cepat selimuti aku  Aku kedinginan di ruang tamu  Suhu tubuhmu melepuh di pundakku yang telah menyerah Aku menyaksikan air matamu yang sudah berbisik amin  Sumenep, 20 Juli 2023

PUISI "BUKAN KITA YANG DUDUK BERASMARA - DAN 4 PUISI LAINNYA ....", Oleh: Erka Ray

KEMARAU MELEPAS HUJAN  Panas gersang tanah depan rumah Hujan tiba-tiba deras  Lebih deras dari yang mengalir di matamu Kemarau panjang Kering, Seperti bibir-bibir menyulam dosa tanpa disangka  Pupus yang dirindu sebab kebohongan Hujan datang tiba-tiba menyatakan cinta Kemarin kemarau panjang menyapa pipi yang ikut kering  Bibir-bibir menumpuk dosa setiap hari Berbalut tubuh yang juga ikut mendosa  Kemarin hujan  Kemarin gugur menyatu dalam cintaku  Memeluk aku yang hanya seorang diri Mengadu soal cintanya panjang melumuri lidah  Sampai sesat menyiasati Mengungkap lewat dinding-dinding kamar yang kedinginan sebab hujan Pipimu merintih basah Bibirmu berbau dosa menyatakan cinta murni Apa semurni cintaku juga Hingga kemarau dilepas hujan yang jatuh pertama Yang kering menjadi basah Kayaknya pipimu Sumenep, 20 Juli 2023 *** MUARA BERKASIH Hari riang Kecipak air di muara terdengar Bisik bibirmu yang tak kalah syahdu  Menyatu lewat senyum tipis yan...

PUISI "WARNA PUTIH BAJUMU - DAN 2 PUISI LAINNYA ....", Oleh: Erka Ray

YANG LEBIH SAMAR Yang tidak pandai melepasmu pergi Yang tidak mampu memadu warna  Yang lepas tangan saat disapa  Yang mengoceh saat bertemu Aku tidak pandai merayumu Misal mengatakan dirimu lebih sejuk dari angin tadi  Lebih teduh dari pohon-pohon kelapa di tanah lapang Atau bisa membuat hati lebih panas dari matahari siang ini  Aku menulis sesuatu di baju putihnya yang tak semuanya putih  Mengemban huruf-huruf samar yang segera ikut berlari bersama bunyi motormu  Menjauh, Ikut mengantarmu pulang di bawah atap-atap langit yang panas  Aku dari jauh mengucap amin yang cukup nyaring  Meski sekali dua bertabrakan dengan bising di kepala  Aku mengucap hati-hati Namun samar menyertai penglihatanmu  Baju putih yang tak utuh putih Motifnya mengganggu amin samarku di sana Pun senyummu yang ikut menjauh samar Sumenep, 19 Juli 2023 *** TUBUH YANG BERTEMU MENYISAKAN BEKAS Angin seolah-olah ribut menuntun bertemu "Biar aku yang kesana."  Langkah...

PUISI "PETANG YANG BASAH - MENYAMPAH DI LUKAMU", Oleh: Erka Ray

PETANG YANG BASAH Jika aku pulang petang ini tak mendapati pintu  Tak juga ada yang membukakannya Aku memutuskan mata membatin pilu  Remuk mengecupmu lewat bibir hina  Aku pulang tak dibukakan pintu  Padahal senja sudah terpaut anggun di jendela rumah Menemanimu membaca ayat-ayat syahdu Melipir di hati  Merajut kasih meninggalkanku  Mengetuk pintumu Aku harus membuat kunci baru  Mencari tukang kunci  Menyelinap padahal dicegah Hingga mengusirku untuk tidur di petang ini  Tak mengganggu dirimu  Aku tak bermuara di bibirmu Beberapa kali aku izin mengecup harapan-harapan itu Aku dipukul mundur  Menghindarlah, Lalu pergilah, Katamu di petang yang basah akibat air wudhu-mu  Sumenep, 18 Juli 2023 *** MENYAMPAH DI LUKAMU Ranting di depan rumah kita jatuh berguguran Untungnya tak menggores kakimu Pun kakiku, Daun di halaman rumah hanya membuat sampah  Sayangnya pandanganmu masih ramah  Bunga-bunga hias tanamanmu layu  Ak...

PUISI "SEHIDUP SEMATI - (TAK) SEDERHANA", Oleh: Erka Ray

SEHIDUP SEMATI Pulang senang  Wajah tunduk  Kaki kotor  Sebabmulah  Demikian akibatnya Pulang susah  Hati gundah  Seperti hilang sebelah Rumput mati diberi obat  Ilalang sedih  Pulang harap  Cemas di ujung muka  Tadah hujan hanya dengan tangan  Basah bukan salah tuan  Singgah hari berujung mimpi  Mimpi indah sebuah halusinasi Pulang tuan mematut diri  Sang putri bermimpi menjadi satu sehari  Bersanding  Bersandar Bersama beriringan  Harap-harap depan pintu Ada yang membuka mempersilahkan Tuan pulang meminang putri Meski ditimpa musibah diri  Berlalu Beriringan  Senyum dipamerkan Sudah indah akhir hayat Hari baru  Tuan membaca Pucuk-pucuk sunyi  Embun haru menyertai Hingga akhirnya sehidup semati Sumenep, 17 Juli 2023 *** (TAK) SEDERHANA Tak sederhana Lapuk kainku mengawinimu  Berselendang batik menghapus air matamu Tak sederhana Saat aku tekuk berlutut Rayuan-rayuan membasahi bi...

PUISI "AKU YANG AKAN DICARI (NANTI) - AKU DAN JIKA", Oleh: Erka Ray

AKU YANG AKAN DICARI (NANTI) Aku mungkin bisa menjadi amin yang lewat di pita suaramu Menjadi nama yang sering kau cari di layar HP Tubuh yang selalu didekap; Nanti, Begitulah, Aku akan menjadi mata yang akan kau pandang tulus Menjadi jemari yang akan disematkan cincin Lalu digenggam setelah dengan lantang mengucapkan ijab kabul Menjabat tangan ayahku Nanti,  Begitulah,  Nanti aku yang kau cari, Setelah membuka pintu rumah sebelum menanyakan menu Aku yang akan dicari, Saat baju-bajumu tidak ditemukan Lalu diajak terlelap bersama saat malam  Aku yang esok harinya bangun lebih pagi  Membujukmu melepas selimut Membuka gorden rumah Lalu beberapa saat kemudian memasangkan dasi jika kamu bekerja di kantor Lalu mencium tanganmu yang dibalas kecupan kening Sumenep, 15 Juli 2023 *** AKU DAN JIKA  AKU Aku; Seperti langitmu pagi ini Sedikit redup Tapi tidak bisa disebut murung Aku; Adalah apa yang sempat dikisahkan dengan sederhana olehmu Disebut orang yang tepat Hanya sal...

PUISI "MELIHATMU NUN JAUH DI SANA", Oleh: Erka Ray

Lihat tampak pucuk-pucuk menguning nun jauh di sana menghampiri Kepal tangan terbuka  Dada mulai lapang memeluk  Meski sesekali tubuh ini menoleh  Melihatmu di belakang yang tampak lebih baik  Lihat nun jauh di sana  Mata yang tak mampu menjamah keanggunan Menebas sisi-sisi langit yang hendak menguning  Gelap terlah tersingkir  Tapak-tapak rindu melipir di dekat jendela Dengan gorden yang terbuka  Sekali dua mengintip wajahmu nun jauh di sana  Lihat, Aku masih melihatmu nun jauh di sana  Meski sesekali aku izin memejam sebab lelah Dada mulai lapang  Begitu yang kuucapkan berkali-kali Melihatmu tersenyum nun jauh di sana  Bertekad Mulai mengung mengecup bibirmu lama  Bermain-main mesra tak terhalang apapun Aku yang datang dari kejauhan Menuju dirimu nun jauh di sana  Meletakkan kepala izin bersandar mesra Sumenep, 14 Juli 2023