Langsung ke konten utama

PUISI "ANGIN SI PERAYU BINAL - TANPA AKU YANG BASAH", Oleh: Erka Ray

ANGIN SI PERAYU BINAL

Aku ingin menjadikanmu angin yang riuh melenggakkan kerudung
Berhasrat teguh
Bermain ombak di laut lepas 
Membasuh tubuhku yang mulai melunak

Besuk aku di sepertiga malam yang mulai hening 
Tak beribu pun tak berayah 
Hanya sesekali angkuh 
Meski hanya menyimak perbicangan daun dan angin 
Yang sesekali nyaring tertawa

Aku ingin menjadikanmu angin yang tak kenal akan diriku 
Bermain mata dengan kekasih baru 
Daun baru yang tak bertangan
Berhenti memeluk ranting demi tetap utuh 

Angin-angin menganginkan daun-daunan yang berkasih berkisah 
Ujung kerudungku yang juga gak henti menjadi jalang siang hari 
Angin tega merampas rona pipi bak kekasih yang tak berhati 
Pulang angin,
Dirimu binal merayuku untuk melepas kasih 


Sumenep, 31 Juli 2023

***

TANPA AKU YANG BASAH

Hujan tergelincir dari langit
Yang raut wajahnya mengalahkan raut wajahku siang ini 
Hujan membuat pesta kecil untuk berdansa
Tubuhnya luruh dengan lirih tak berisik 
Hingga bajuku masih menyambutnya

Hujan rintik-rintik di atas payung yang mengembang
Mulai lihai menatap manik mata 
Sesekali merintih syahdu akan kisahnya yang lapuk 
Aku pun yang ikut serta menyaksikan pilunya
Mengitari pipimu yang terpoles bedak seadanya

Tanganku menyambut
Menengadah hingga basah 
Berbahagialah tanpa aku yang kini sudah basah 
Tanah lapang berjihad untukmu yang sendiri kala ini 
Berbincang tenang dan pelan-pelan
Menuntunmu untuk berteduh
Aku yang kehujanan
Biar aku yang basah sendirian 

Sumenep, 31 Juli 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...