ANGIN SI PERAYU BINAL
Aku ingin menjadikanmu angin yang riuh melenggakkan kerudung
Berhasrat teguh
Bermain ombak di laut lepas
Membasuh tubuhku yang mulai melunak
Besuk aku di sepertiga malam yang mulai hening
Tak beribu pun tak berayah
Hanya sesekali angkuh
Meski hanya menyimak perbicangan daun dan angin
Yang sesekali nyaring tertawa
Aku ingin menjadikanmu angin yang tak kenal akan diriku
Bermain mata dengan kekasih baru
Daun baru yang tak bertangan
Berhenti memeluk ranting demi tetap utuh
Angin-angin menganginkan daun-daunan yang berkasih berkisah
Ujung kerudungku yang juga gak henti menjadi jalang siang hari
Angin tega merampas rona pipi bak kekasih yang tak berhati
Pulang angin,
Dirimu binal merayuku untuk melepas kasih
Sumenep, 31 Juli 2023
***
TANPA AKU YANG BASAH
Hujan tergelincir dari langit
Yang raut wajahnya mengalahkan raut wajahku siang ini
Hujan membuat pesta kecil untuk berdansa
Tubuhnya luruh dengan lirih tak berisik
Hingga bajuku masih menyambutnya
Hujan rintik-rintik di atas payung yang mengembang
Mulai lihai menatap manik mata
Sesekali merintih syahdu akan kisahnya yang lapuk
Aku pun yang ikut serta menyaksikan pilunya
Mengitari pipimu yang terpoles bedak seadanya
Tanganku menyambut
Menengadah hingga basah
Berbahagialah tanpa aku yang kini sudah basah
Tanah lapang berjihad untukmu yang sendiri kala ini
Berbincang tenang dan pelan-pelan
Menuntunmu untuk berteduh
Aku yang kehujanan
Biar aku yang basah sendirian
Sumenep, 31 Juli 2023
Komentar
Posting Komentar