ANGIN BERKASIH DI SELA-SELA AMIN
Angin tak pernah berbisik santai
Liar mengusik ujung kerudung dan baju
Binal menyatakan kasih sayang
Angin tak luluh dijamah tangan
Memohon ampun selepas surau-surau bertalu beduknya
Malam semakin meringsut tak tahu arah
Menyelinap di bajuku yang masih basah selepas dicuci
Wajah yang acak-acakan
Menyatakan kasih yang lagi-lagi sala kaprah
Hingga bergema suara beduk menyingsing di telinga
Amin paling kencang mengecup bibir dengan binal
Tak khayal lagi 'tuk berkasih
Angin terbatuk-batuk di sisi kiri
Meringsut di sisi kasih yang masih mengucap amin
Hingga ujung kerudung diajak berdansa
Berpesta setelah malam melenyapkan diri
Sumenep, 29 Juli 2023
***
MULUT-MULUT YANG RAMAI
Mulut-mulut ramai mengerubungi telinga
Jilat menjilat lidah pada tanah
Tanah bukan haknya
Mulut-mulut basah mengucap sumpah serapah
Mulut-mulut memakan kertas bertinta
Lahap nan rakus terlihat
Bahkan mulut-mulut mengerubungi kaca
Jilat menjilat debu
Hingga habis tak tersisa
Mulut ramai di telinga
Tak mundur sejengkal
Tak lagi mengucap kasih atau kisah
Sumenep, 29 Juli 2023
***
AKU DI BELAKANGMU
Sesekali lihat aku di tumpukan sakit yang ada di belakang
Lihat aku yang tertarik mencari alas kaki
Lihat kakiku yang telah berdarah tak dikasihi
Coba lihat aku di belakangmu sebentar
Aku sedang mencoba berdiri
Aku sedang berusaha mengusap peluh sendiri
Lihat aku,
Aku sedang bersusah hati menata kembali senyum-senyum
Melukisnya kembali
Lihat,
Aku menyedihkan di belakangmu
Sumenep, 29 Juli 2023
Komentar
Posting Komentar