Langsung ke konten utama

PUISI "DIRIMU YANG MERONA - AKU DITINGGAL", Oleh: Erka Ray

DIRIMU YANG MERONA

Arah timur lincah nian memadu warna di pipimu 
Samar-samar aku melihatmu merona
Sedang arah timur tak segan bermanja 
Aku melihatmu terpapah oleh kisah tadi malam 

Bergerilya angan pagi ini 
Menyentuh kaki-kaki tanpa alas apapun
Mengajakmu ikut serta menyanyikan irama syahdu
Biarkan mentari pagi bermanja di tubuhmu 

Aku yang melihatmu merona 
Campur tangan Tuhan menjadikanmu indah 
Aku izin memeliharamu hari ini 
Tak akan kubiarkan ikut terseret jingga
Biar kita yang abadi saja 

Sesekali aku bersyukur Tangan Tuhan lihat memahat indah wajahmu
Sesekali aku bertanya,
"Mampukah aku di sebelahmu?"
Meronalah pipimu diterpa mentari pagi yang sudah meninggi
Halaman rumahmu yang sudah panas 
Sekali dua orang lewat di sana dengan takzim
Yang dibalas anggukan olehmu


Sumenep, 05 Agustus 2023

***

AKU DITINGGAL

Tinggal
Biar aku tanggal
Tak genap
Aku ganjil
Aku separuh 
Patah kemarin malam 
Tak henti berbual 
Aku ditinggal

Aku layu
Coba lihat aku di sebelahmu
Carut-marut
Berantakan
Aku kesal
Namun tak bisa sesal 
Aku yang telah tanggal
Sebab ditinggal
Aku tak utuh 
Sebab telah separuh
Kemana aku?
Kemana jiwa-jiwa malang ini?

Aku pulang 
Aku telah ditinggal
Aku sendiri terbelenggu dengan masygul
Lihat senyumku 
Tak ada selarik pun
Aku tak henti berangan
Aku tak ditinggal
Aku tak dijamah 
Aku tak sendiri


Sumenep, 05 Agustus 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...