Langsung ke konten utama

PUISI "PAGI-PAGI - RAMBUTMU TERURAI - JAUH TANGAN", Oleh: Erka Ray

PAGI-PAGI 

Pagi-pagi begini 
Terlihat sibuk suatu kehidupan
Lantang suara ibu-ibu meneriaki anaknya
Lantang suara bapak menyapa kawan sekebunnya

Pagi-pagi anak-anak nakal sudah diatur 
Sedang kepul asap membumbung tinggi di dapur-dapur
Kamu yang sibuk dengan tatanan rambut
Mengoceh tentang halaman yang belum bersih

Pagi-pagi
Tirai-tirai dibuka 
Angin manja menyapa senyum-senyum penduduk 
Bernostalgia setiap pagi 
Memutar lagu syahdu sekali 

Sumenep, 20 Agustus 2023

***

RAMBUTMU TERGERAI 

"Aku ingin mengikat rambutmu," ucapku 
Saat kulihat rambutmu tergerai
Gerai manja menyingsing pelan
Lama-lama lentur menyentuh lembut 
Tuai mesra padaku yang berharap rasa

"Boleh aku mengikat rambutmu?" Aku bertanya
Kamu diam membisu 
Tanpa jawab
Tuai ambigu dalam pikiran
Kamu mengangguk
Lama,
Aku kebingungan

"Rambutnya cantik," kataku secara terang-terangan 
"Terimakasih!" Lembut jawabanmu 
Sekilas meski tak menunjukkan apapun

Hingga sempat kita bercakap
"Kenapa kamu menggerai rambutmu?" Aku bertanya
"Aku lebih suka yang demikian," jawabmu

Hanya soal rambut 
Tuai ingin mengikatnya
Meski tak fasih 
Tak tahu tata cara
Mesra melihat rambutmu bermanja

Sumenep, 20 Agustus 2023

***

JAUH TANGAN 

Jauh tangan 
Ingin menjulur
Pendek tangan pendek kasih 
Jiwaku ikut menjuntai 
Membelai kasih
Mendak menyapa dikau 
Namun berujung pupus 

Jauh tanganku inginkan dirimu 
Wajah tak bisa bersemu bersama
Tak bisa berkasih bermesra 
Mengecup cita yang tak bermuara 
Berharap tangan bisa bertemu
Kau tujuan yang kujadikan satu saja

Meski jauh tangan kita 
Tak bisa taut-menaut jemari dengan sengaja
Tak apa 
Tangkas tangan bermadu kasih di angan 
Meski hanya sesekali tersipu mengecap rasa

Sumenep, 20 Agustus 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...