Langsung ke konten utama

PUISI "MENCARI SENYUM - DAN 4 PUISI LAINNYA ....", Oleh: Erka Ray

LUPA MEMBANGUNKANMU

Aku lupa membangunkanmu pagi tadi 
Untuk bergegas mandi 
Atau atau bergegas melipat selimut
Lupa menyuruhmu untuk memasak 
Atau hanya sekedar membersihkan halaman
Lalu membuka jendela 

Pagi tadi seharusnya kakimu telah basah 
Pun rambutmu yang ikut basah
Pagi-pagi bercanda dengan riak air,
Apa kamu kedinginan?
Aku bahkan lupa untuk memintamu memakai baju tebal 

Pagi tadi seharusnya kita duduk
Untuk menjeda kerumitan yang semakin berkelit 
Lantak dalam malam-malam yang anggun membelai kita 
Sampai kita terbuai mesra karenanya
Hingga aku lupa berbisik pada telingamu pagi tadi 
"Ayo bangun."
Bergegaslah sebelum tangan terlipat karena tertinggal

Sumenep, 21 Juli 2023

***

MENCARI SENYUM

Yah,
Aku lihat pundakmu bergetar saat melihatku belum menjadi apa-apa
Aku melihat matamu bergedut mencari sesuap nasi
Yah, 
Aku tahu punggungmu merintih pelan agar tidak terdengar
Mulutmu mengaduh,
Samar-samar dibekap 
Aku yang belum bisa apa-apa
Hanya bisa menyatukan tangan 

Yah,
Matahari tumbang di wajahmu saat kau pulang 
Kakimu kotor untuk mempertahankan senyumku
Tanganmu demikian,
Aku jarang sekali menggenggamnya

Yah,
Bisa aku tawarkan senyumku 
Aku ikut lelah melihat senyummu yang pudar perlahan
Entah kerasnya kehidupan mana yang merenggut
Aku melihat tubuhmu yang pelan-pelan berselimut dingin 
Hendak rehat dari mencari senyum untukku 

Yah,
Aku hanya memanggilmu Ayah
Sebagai malaikat yang tak bersayap
Kau mengotori tubuh untuk mencari seutas senyum


Sumenep, 21 Juli 2023

***

MASYGUL SEBAB JULI

Raut wajah masygul sepertinya
Ada apakah gerangan?
Apa aku yang menjadi sebab utama
Apakah sebab Juli akan pulang ke peraduan panjang
Setelah berkasih dan berkisah bersamamu

Ada apakah gerangan
Bermunajat panjang
Sampai fasih 
Apakah sebab Juli akan pergi
Tak akan sigap menggenggam tanganmu
Masygullah dirimu hari ini 

Murunglah wajahmu saat ini 
Liat aku,
Kutemani resahmu saat ini 
Berkisah kasih mesra 
Meski tak semesra kecup risau dari Juli

Sebab Juli akan pergi,
Masygullah dirimu
Menabuh genderang pilu yang panjang
Tak cukup bermunajat perihal hasta yang masif dikosongkan


Sumenep, 21 Juli 2023

***

SAMPAI KAMU TERTIDUR

Tidurlah
Biar aku ceritakan dongeng-dongeng untukmu
Biar aku yang membaca kalimat perkalimat
Dari prolog sampai epilog
Biarkan aku yang bercerita di telingamu

Tidurlah
Kukecup pucuk kepalamu menyampaikan sebuah kerinduan
Dengarkanlah setelahnya ceritaku
Tentang seseorang yang miskin iman
Yang tebal dosa

Tidurlah,
Kemari, 
Pangkuanku masih kosong 
Aku akan bersenandung untukmu malam ini 
Sebuah lagu pengantar tidur
Yang berlirik;
Si buta mencintai si tuli 
Dan si biru memendam rasa untuk dirimu 

Aku akan di sini menantimu sampai tertidur 
Aku selimuti tubuhmu 
Aku halau dirimu dari rasa cemburu
Biar aku dan mulutku yang mengaduh letih 
Sebab cerita ini tak akan pernah selesai
Sebab aku mencintaimu


Sumenep, 21 Juli 2023

***

REMBULAN SABIT DAN DIRIMU

Rembulan sabit di atas kepala
Rindang pohon pisang di depan rumah
Menunduk di pijakanmu Maghrib tadi 
Bernostalgia soal cinta yang di cita-citakan

Bulan sabit memandikan wajahmu dengan cahaya
Berlari di matamu yang tak kalah anggun
Sedang kepalamu terbalut mukenah
Berbisik mesra bersama sayang kekasih hati 

Belakang punggungmu membelakangi punggungku 
Kita berbeda shaf
Hanya menanti amin yang terus bergerilya
Memantik percikan asa yang buncah di pipimu 
Berbalut mesra rembulan yang menyembah
Lalu menghamba
Pula mendamba yang panjang

Rembulan kembali mengecup pucuk kopiahmu yang berwarna hitam
Bersenandung santai di rambut-rambut yang basah sehabis berwudhu
Lalu basah pula di bibirmu yang berucap alfatihah


Sumenep, 21 Juli 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...