Langsung ke konten utama

PUISI "SENYUMMU YANG MENYELINAP DI BUBUR PUTIH - HENDAK KERUMAHMU YANG DICURI", Oleh: Erka Ray

SENYUMMU YANG MENYELINAP DI BUBUR PUTIH

Melihat senyummu terpancar indah masamu 
Kalah hanya bubur putih pada piring yang terlihat hambar
Senyummu menyelinap sebagai kuah santan 
Toping telur dan kacang seakan menjadi hiruk-pikuk yang akan lewat di bibirmu 

Sanjung disanjung
Bibir pula senyummu
Hanya karena piring putih belum ternoda bertekad menyaingi
Sama saja saat kukatakan senyummu datar 
 
Bubur di dapur rumah mulai mengepul 
Disendok,
Dipindahkan,
Senyummu menyelinap di asap-asap
Berharap singgah pada hidung
Berleha-leha sebentar menunggu

Tunggulah aku,
Yang hendak tersenyum disuapan pertama saat bubur putih disendok 
Berpadu dengan lidah yang merasa tersaingi
Menyambut senyummu yang ingin ikut pula bergerilya manja
Tunggu aku yang ingin ikut tersenyum


Sumenep, 27 Juli 2023

***

HENDAK KERUMAHMU YANG DICURI

Lihatlah sesekali menyapaku 
Hendak kemana aku 
Tanyakan lah
Mungkin aku hendak ke rumah dengan genting yang baru saja dicuri 
Atau mungkin hendak pergi samping rumah yang rimbun

Aku tidak pernah berhati-hati
Melihat halaman rumah dengan penuh batu
Kaki yang tak beralas
Menjadi alasan terkena tajamnya batu
Mulut lihai pula mengoceh di telinga soal kaki yang terluka 

Bertanyalah sesekali
Aku hendak ke mana 
Mungkin aku hendak ke pangkuanmu yang kala ini sedang tidak ada seorang di sana 
Menghibur diri yang didepannya terdapat kamu 

Aku menyambangi rumah tua dengan dinding yang mengelupaskan cerita
Sesekali berbincang denganku yang tak tau akan warna dinding yang semestinya
Pantaskah sudah?
Aku masih bertanya-tanya
Namun tujuanku pada rumahmu yang telah dicuri 


Sumenep, 27 Juli 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...