Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

PUISI "KELAK - YANG TELAH SELESAI - AKU MENYERAHKAN UCAPAN TERIMA KASIH", Oleh: Erka Ray

KELAK Nanti ibumu akan memanggilku, Nak Mencariku hanya untuk menanyakan peralatan dapurnya  Berbicara denganku sambil kita melipat baju  Kelak; Ibumu berpesan jika anaknya menyukai jenis masakan yang demikian Dan aku yang akan mengangguk mengiyakan disampingnya Ibumu akan bilang pada kerabatnya, Akulah istri dari anaknya Kami yang akan berpapasan di ruang tengah Pun di meja makan dekat dapur : Di atap yang sama Sembari menunggumu pulang bekerja  Kita akan berbicara soal menu masakan untuk esok  Kemudian berbelanja ke pasar bersama Kelak; Mungkinkah aku yang disebut dalam doa ibuku juga? Kelas; Mungkinkah ibumu akan menjadi ibuku juga? Pamekasan, 25 September 2023 *** YANG TELAH SELESAI Bayang-bayang atas tubuhmu sering kucuri  Kulihat sesekali  Berkali-kali yang kusangkal  Sebab; : aku adalah orang di belakangmu yang terbelakang  Berpisah rasa  Dadamu dan dadaku yang hanya sepintas bertabrakan rasa  Setelahnya asing mengasingkan Bayangm...

PUISI KISAH YAN DAN DIM, Oleh: Erka Ray

MATI DI TANGAN PENULIS KITA Yan; Aku sudah telanjur bahagia membaca kisah kita yang ditulis oleh penulis itu Aku sudah sesekali tersipu membaca bagian saat dirimu mengenakan kerudung Saat mentari yang kabur di wajahmu sore itu  Aku ikut sumringah Yan; Aku sampai-sampai ingin membangun patung dewa-dewa sebagai pemujaan atas penulis kisah kita  Yang membuatku dan dirimu bertemu di bising-bising orang-orang dalam bus Aku menghamba, Lalu menyebut amin berkali-kali dalam doa-doa panjang  Saat itu aku tengah ingin mengecupmu singkat di lilitan selang yang ada di tubuhmu Akan tetapi, Yan; Matahari terlanjur berkhayal di pertengahan kisah kita Penulis kita membuatmu menghilang saat ibu yang seharusnya menjadi ibu telah patah diambil orang Dan setelahnya, Aku yang dibuat mati menjilat nanah sendiri Lalu datang kabar, Yan Tubuhmu mengurus di tangan penulis kita Kau dibuat tak berdaya Sedangkan aku beberapa berharap selang-selang di tubuhmu segera dicabut  Namun Yan; Penulis ki...

PUISI "TUBUHMU YANG TERKUBUR DI SENJA - BIARKAN AKU SAJA", Oleh: Erka Ray

TUBUHMU YANG TERKUBUR DI SENJA Di antara jalan-jalan yang memanjang  Sepanjang tangan dilambaikan Kuat tekad ikut andil mendampingi Sang panorama alam menciptakan rindu di punggung Tubuh-tubuh meneduh di bawah pohon  Mentari jahat menyakiti tangis di pipi siang hari Mulai sore  Jalanan masih ramai  Tubuhmu melipir sebentar di belantara kasih  Tuan, Nyonya, Adakah tuan putri atau pangeran untuk kusematkan kemesraan Lihat arah barat; Menguning menjunjung kasih  Tubuhmu pun yang ikut terkubur di senja yang akan pulang Menuntunmu; Pun menuntutmu yang memilih mati Andai kata kau tak mati  Berkisahlah angin mengantarkan tubuhmu semakin jauh  Namun; Kamu mati di senyuman  Tubuhmu terkubur di senja yang membungkuk meminta maaf Pamekasan,17 September 2023 *** BIARKAN AKU SAJA Biar aku, Biarkan aku yang menjadi kerner bus dengan suara serak menyuarakan alamatmu di mana  Biar aku saja, Biar aku yang menunggu menumpang di terminal sebagai supir bus ...

PUISI "KUKIRA HANYA TERFOKUS SATU - AKU MENGINGINKANMU", Oleh: Erka Ray

KUKIRA HANYA TERFOKUS SATU Kukira warna hari ini hanya terfokus satu  Corak bajumu yang ternyata banyak Mulai menulis dan menjelma paragraf di bacaan yang kubaca Namun harus kuparafrase Ternyata matamu juga yang tak pernah diam Mulai membaca layar proyektor di depan Huruf demi huruf, Mulai kau masukkan pada pikiranmu  Aku hanya duduk diam ikut membaca proyektor Dosen yang menjelaskan tentang struktur sosial Masuk satu persatu ke telinga Sambil kutatap dinding kotor di depan Kukira hari ini hanya akan terfokus pada warna biru di bajuku Ternyata bajumu menyaingi Datang dengan tas di punggung Aku yang tidak tahu apa isinya Aku hanya izin berpuisi di warna coklatnya Pamekasan, 14 September 2023 *** AKU MENGINGINKANMU Bungaku layu di sajadahmu  Melata sambil mengukir kisah di pipi-pipi yang basah Melantunkan kesyahduan diselipkan pada bacaan tasbihmu  Bungaku menunggumu di bacaan al-Fatihah Sembari mendengarkan bacaan iftitah yang dilantunkan bibirmu Ia berikhtiar di baca...

PUISI "BUNGA DI BUKUMU - SEBAB AKU IA RETAK", Oleh: Erka Ray

BUNGA DI BUKUMU Sang raja membawa bunga  Petik dipetik di halaman rumah Dipangkas, Pun dikemas rapi Menjadi ikrar di hatinya  Mulai menyelipkan bunga di sisi buku-buku yang tengah dibaca sang kekasih  Bertumpuk, Pun bunga tertindih Bermulailah kisah pada saat itu  Sang raja tunduk patuh Kasih diasah sampai tajam dengan cintanya Bunga-bunga mekar di saat bukunya dibuka Semerbak wangi menjadi takjub Hingga akhir bunga terus dipetik untukmu saja Pamekasan, 14 September 2023 *** SEBAB AKU IA RETAK Boleh aku melihat cermin Di rumahmu misalnya Kupinjam sebentar Aku ingin melihat diriku Bisa kupinjam Ternyata aku menemukan pantulan dirimu Tengah tersenyum mengambilkan cermin Aku pun terpesona Justru carut-marut hatiku Wajahku retak memandang sendiri Retak cerminmu sebabku Tak jadi kupinjam Pamekasan, 14 September 2023

HUMOR "SUDAH KADALUARSA, BU - DAN 4 JUDUL LAINNYA ...", Oleh: Erka Ray (R)

SUDAH KADALUARSA, BU Suatu ketika di warung pinggir jalan ada beberapa pekerja proyek yaitu Mukidin, Paijo dan Doyok yang mampir ke warung tersebut untuk membeli gorengan disana  "Bu ini gorengan berapaan?" tanya Mikirin. Ibu-ibu penjualnya pun menjawab, "Oh ..., Ini tahunya dua ribu dua, bakwannya dua ribu tiga dan tempenya dua ribu empat." Si Doyok tiba-tiba menjawab, "Loh, buang-buang, ini udah kadaluarsa semua gorengannya." Tanpa muka bersalah si Doyok malah menyuruh untuk membuangnya . Si Ibu-ibu penjualnya kebingungan.  "Apanya yang kadaluarsa, Pak. Ini masih anget tuh, asapnya aja masih keliatan." Ibu-ibu penjualnya menunjuk-nunjuk gorengan yang dia jual. "Ya gorengannya lah," kata si Doyok lagi. "Kok bisa?" Ibu-ibu mulai kesal dengan perkataan Doyok. "Tadi tahunya dua ribu berapa?" Doyok bertanya lagi. "Dua ribu dua," kata si ibu-ibu itu. "Bakwannya?" "Dua ribu tiga." "Temp...

PUISI "KITA MASA LALU", Oleh: Erka Ray

Hai, apa kabarmu hari ini? Bisa aku sapa sedikit kisah-kisah lama kita di buku yang telah aku bakar kemarin  Entah debunya telah sampai di mana  Aku berharap tidak mengotori baju yang tengah kau jemur di halaman  Atau malah membuat matamu kelilipan  Aku tidak mau itu Apa kabarmu? Sudahkah bisa kusapa dirimu dengan kata 'Hai'?  Hanya sedikit mempermanis awal kita berjumpa kembali  Dengan sandalnya yang bermerk Bata Dan sandalku hanya sebatas Swallow lama Berjamur pula  Di situ yang kutangkap kita tengah bernostalgia Jika berkenan, Mari sekali lagi berteman denganku yang sebatas masalalu Berpikir kita mungkin bisa dikit membuka buka lama  Yang nyatanya tidak semenakutkan itu saat dilirik ulang Bukanlah begitu Pamekasan, 12 September 2023

PUISI "JIKA MUNGKIN KELAK - BUKAN AKU YANG KAU MAU", Oleh: Erka Ray

JIKA MUNGKIN KELAK Jika nanti kelak akulah yang akan satu dapur dengan ibumu Kami akan akur memasak menu makanan hari ini bersama  Sedikit tersenyum Entah tersenyum saat aku salah memadukan rasa  Atau saat aku yang tak tahu apa-apa Kelak jika aku yang akan satu rumah dengan ibumu  Sesekali kita akan berbincang santai sambil menyantap masakan yang kita buat  Dengan menunggu ayahmu dan dirimu pulang bekerja  Kita akan bercerita soal berita-berita yang ponsel yang ada Lalu setelahnya tertawa  Kelak; Jika mungkin aku, Aku hanya ingin ibumu memelukku layaknya darah dagingnya sendiri Membenarkan hijabku jika kurang rapi  Atau menyarankan baju yang akan kupakai hari ini Kita akan berbelanja bersama ke pasar Riang berbagi banyak hal setiap harinya Sumenep, 09 September 2023 *** BUKAN AKU YANG KAU MAU Setidaknya jika bukan aku malammu saat ini Kencangkan selimutmu Jika bukan aku rembulanmu, Cepat matikan lampu kamarmu  Jika kau tak ingin berjumpa aku, Cepa...

PUISI "KIDAH YANG USAI", Oleh: Erka Ray

Kusuruh kau pulang pada peraduan pagi  Dengan alas kaki yang mulai kusut di kaki-kaki petani Kusuruh kau berikrar di punggung-punggung ibu-ibu yang sedang menyapu halaman Haruskah kusapu juga pipimu Mentari yang elok di tengah peraduan pagi  Menyingsing di baju gadis-gadis yang beranjak hendak mencuci  Pulang; Pagi ini sudah selesai kukisahkan perihal sang ratu di suatu peradaban Takluk akan raja yang bisa berbicara dengan binatang Hingga masa demi masa berikutnya menyatukan mereka Dan berakhir dengan renggangan nyawa  Aku rasa cukup, Kisahku berhamburan di teko yang berisikan kopi panas yang hendak dibawa ke ladang  Lincah mengadu nasib di tanah-tanah lembab yang sudah disiram petani  Pulang; Pagi ini kesibukan kisah-kisah semalam sudah usai Pamekasan, 08 September 2023

PUISI " SIAPA KITA DAN DIRIMU, ER - UNTUK INISIAL ER", Oleh: Erka Ray

SIAPA KITA DAN DIRIMU, ER Sesederhana apa kau, Er Hingga pucuk-pucuk daun langsung mengikhlaskan usia di telapak kakimu  Semanis apa kau, Er Hingga buah-buah di depan rumah matang lebih cepat  Er; Kita adalah bising kenalpot dari motor-motor tua di jalanan Kita adalah umbul-umbul spanduk yang kumal tapi hendak diperbaharui Kita pun celoteh anak SD yang memakan bekalnya di jam istirahat Seperti itukah gambaran kita, Er Aku tidak tahu Kita apa dan siapa, Er Hanya sesekali menduga dari rerumputan yang layu akibat pesonamu  Hanya menerka-nerka dari buah-buah yang siap dipetik Layaknya aku dan kau, Er Kita membabi buta menelusuri siapa kita yang sebenarnya Pamekasan, 06 September 2023 *** UNTUK INISIAL ER Untuk Er yang tak lain adalah inisial Untuk biru di warna sarungmu yang kutuduh dua hari tidak diganti  Hingga kau melakukan pembelaan  Dari balik kaca helm  Senyummu aktif sekali ingin keluar Sembari tanganmu menjulurkan kantong plastik pada tanganku  Unt...

PUISI "DENGAN JINGGANYA DI KERUDUNGKU - ADALAH AKU YANG TAK ADA", Oleh: Erka Ray

DENGAN JINGGANYA DI KERUDUNGKU Pulanglah; Lihat arah barat semakin menyatakan cinta  Menguning di deket kerudungku yang warnanya pekat Semakin mengajak untuk tertidur Namun aku tak bisa memalingkan muka  Candu tawa-tawa akan sekitar semakin menggelegar  Lihatlah, Pulanglah, Akankah kau tak terbesit rindu  Arah barat semakin merona menemani sore ini  Menyatakan paling tulus cintanya  Kopi di botol tandas di bibir dengan cerita yang masif Akankah kau tak rindu  Terbersit sedikit Layaknya aku  Pun jerudungku yang pekat warnanya Mempersilahkan warna kuning yang kini menjingga Tulus peluk cium di kerudungku yang terbawa kisah  Hingga akhirnya ku ucapkan sekian Pamekasan, 05 September 2023 *** ADALAH AKU YANG TAK ADA Bu; Adalah aku yang saat ini tak tahu di mana sebenarnya kiblat Bu; Adalah aku yang lupa bajuku diletakkan di mana  Bu; Adakah diriku di bahumu yang telah renta  Sore kemarin aku menjanjikan semangkuk bakso Apa kuahnya sesuai...

PUISI "KAU JADIKAN AKU SEBAGAI APA - KITA MAKSUDMU ATAU MAKSUDKU" Oleh: Erka Ray

KAU JADIKAN AKU SEBAGAI APA Sedikit usang kisah ini di bibirmu Sudahkah jika dipoles sedikit warna di sana  Membuatnya ranum saat kukecup pelan  Kisah-kisah ini mulai menuntut akhirnya  Menggelayut di anak-anak rambutnya yang satu dua keluar dari balik kerudung Tetapkanlah aku sebagai apa di hidupmu Jika kelak, Saat aku diceritakan ulang Akulah si pewarna yang akan terang di bibirmu Ceritakan aku sebagai apa di akhir Kisah-kisah ini aku menjadi kita sebagai tokoh abadi  Menjalar di perasaan yang semakin kemana-mana Beri dia tujuan Hingga kelak pulih jika terluka  Jadikan aku maumu saja  Mungkin esok, Aku adalah bibirmu yang bungkam saat ku ukir sepintas kasih di sana  Pemekaran, 05 September 2023 *** KITA MAKSUDMU ATAU MAKSUDKU Rintik-rintik air basah di genting rumah kita Kata kita rupanya ambigu di denger  Kita dalam maksudmu,  Atau maksudku  Basah-basah jendela rumah kita Aku menamai milik kita kemudian Saat dilap kaca itu sampai bers...

PUISI "RINDU DI JALANAN - BERTEMPATLAH DI BAHUKU", Oleh; Erka Ray

RINDU DI JALANAN Terlihat malam ini jalanan kota begitu sibuk  Bising kendaraan Kenalpot yang tidak sabaran dinyalakan Terlihat orang-orang berkerumun di tenda-tenda pedagang kaki lima Memesan beberapa porsi  Orang-orang berceloteh di atas kendaraan Angin yang sedikit bertanya kabar lewat anak-anak rambut Mulai menari menyambut kemesraan dari sang kekasih Esok janji temu kemudian dibuat  Dengan menu baru, Tawa baru  Hingga secuil rindu mengintip dirimu di balik badan-badan truk yang besar  Menyelinap di balik tubuh-tubuh kecil roda dua  Dan bayanganmu yang terpancar dari lampu jalan yang merunduk takjub Pamekasan, 03 September 2023 *** BERTEMPATLAH DI BAHUKU Hendak pulangkah malam ini? Aku sudah hendak tertidur di bahumu Bukan bahu jalan  Berliburlah sejenak Aku tengah lengah akan angan yang berbisik perihal dirimu  Beberapa kali kutahan untuk bermanja akan kisah-kisah tabu  Lihatlah; Samping bahuku tak bertempat Tak bertuan Tak berpenghuni H...

PUISI "JATUHLAH PADAKU - SETUMPUK KENANGAN", Oleh: Erka Ray

JATUHLAH PADAKU Warna hijau pada daun mangga pekat sekali  Tumbuh subur bersama tubuhnya di depan rumah Halaman sudah kusapu tadi, Bersih meski tak seberapa Warna kuning pada daun hendak melepas dengan ikhlas Pulang pada tanah yang sudah menunggu "Datanglah, Kasih."  Demikian agaknya Meski tak tahu apakah benar-benar mengikhlaskan Tanah di bawahnya siap memeluk "Jatuhlah padaku, Kasih." Tangan direntangkan Menunggu kuning pada tubuhmu yang mulai memakan usia sendiri Meski akhirnya disapu halaman rumah Bersih; Demikian akhirnya Pamekasan, 03 September 2023 *** SETUMPUK KENANGAN Mentari pagi mengintip dari balik jendela Membangunkan tubuhmu yang terlalu nyaman bermalam, Pun bermimpi, Ia mengintip cucianmu yang masih menumpuk di bak hitam  Mencium aroma masakanmu yang terhidang di meja kesiangan  Menikmati celotehan tetanggamu yang berkomentar soal cuaca Bangunlah; Hari sudah meninggi di luar sana  Jemuran dikibaskan angin dengan syahdu Sesekali mengucap syukur ata...

PUISI "GEDUNG DAN TINGGINYA - MEMULANGKAN RINDU", Oleh; Erka Ray

GEDUNG DAN TINGGINYA Terlihat gedung-gedung kumal Cat luntur  Pun polesan pada wajah gadis-gadis cantik Gedung-gedung membisu Panas  Mengkilat genting-genting  Senyummu samar mengintip di jendela  Kisi-kisinya yang ricuh  Gedung-gedung menjulang Tubuhmu pun demikian Terbalut putihnya bajumu  Dan gaya rambut yang elok saat ini  Pamekasan, 31 Agustus 2023 *** MEMULANGKAN RINDU Mata ini berat  Mulut menguap Mata lagi-lagi berbisik tidak kuat atas rindu yang ditransformasi dari telinga Bisik-membisik  Hingga merona pipimu  Mata yang lagi berat  Ingin tertidur dengan lembut di pundakmu  Meski lebih banyak tak tentu dan ragu Pulang dengan tubuh gontai Memulangkan rindu pada tubuhmu untuk diselimuti Pamekasan, 31 Agustus 2023

PUISI "CINTA DAN TUBUHMU - LIHATLAH, AKU SEDANG JATUH HATI", Oleh: Erka Ray

CINTA DAN TUBUHMU Matahari mulai tenggelam di balik senyummu  Menurunkan ego di balik warna hitam bajumu  Mulai menepi dari ke sibukannya memikirkanmu  Aku;  Tengah menatap puing-puing jingganya yang mulai kontras hendak pamit  Sekali dua, kusapa dia di kejauhan Matahari semakin layu diiringi senyummu Ia ikut menjauh di balik tubuhmu yang tegap  Terpancar cinta olehnya di sebelah barat  Menjunjung kasihnya untukmu Matahari akan tidur mengistirahatkan cintanya Diselipkan samar di balik pipimu yang merona Warna jingganya yang kini berlutut di depanmu Cintanya begitu tangguh  Hingga malam kian datang hendak bermesraan sesaat denganmu Izin merengkuhmu di dalam mimpinya dengan berjuta bintang Pamekasan, 29 Agustus 2023 *** LIHATLAH, AKU SEDANG JATUH HATI Lihat; Aku memandangmu di jingga yang samar-samar Langit barat yang penuh  Sedang sumringah memoles wajahmu perlahan Aku ikut tunduk  Matamu ikut indah kulihat dari samping  Bayanganmu p...

PUISI "AMBISI - KKTA DI RUANG KELAS", Oleh: Erka Ray

AMBISI Yang mengetik tapi pada layar-layar pipih  Suatu perkataan yang rapi  Menulis rapi di buku-buku putih Lebih emang lampu kamar  Terselip satu dua keinginan Gelar, Cinta dan kasih  Hingga ambisi Kertas-kertas berlaminating  Kertas putih berstempel Berat pembicaraan Hingga penuh Tak gentar Apalagi berhenti di bibirmu yang akhirnya bergetar Pamekasan, 28 Agustus 2023 *** KITA DI RUANG KELAS Keramik-keramik yang terhampar rapi  Putih pula layaknya bajumu Hanya pipimu yang sedikit merona Layar proyektor yang sibuk menampilkan materi  Termasuk bising dari napasmu  Aku mendengarnya sekilas Kursi-kursi rapi diduduki  Penuh orang-orang yang hendak menuntut ilmu  Soal hari ini seperti apa perkembangan dunia  Buku-bukumu yang menganggur di muka Bacalah sesekali Ruang kelas yang mulai pengap Satu dua terlihat ada yang menguap Bacaan di layar proyektor mulai ngelantur Kita mulai membubarkan tubuh hari ini  Pamekasan, 28 Agustus 2023

PUISI "KAMU DI TERMINAL KOTA - DAN 2 PUISI LAINNYA ....", Oleh: Erka Ray

KAMU DI TERMINAL KOTA  Langit-langit terminal panas pagi ini  Menyingsing kenangan di antara kepul kenalpot bus Datang silih berganti dengan kernet yang berteriak nama tujuan Sedang tujuanku adalah kamu  Langit semakin panas  Di kursi-kursi tunggu; Satu dua orang sedang bernostalgia Ada yang menunggu bus selanjutnya Sedang aku; Adalah orang yang juga duduk menyaksikan kesibukan Menyelipkanmu di kaca-kaca bus yang menghitam oleh debu  Berangkatlah bus satu persatu kada tujuannya Meninggalkan aku yang tetep terduduk nyaman bersandar kasihmu yang masih ku raba-raba di kursi tunggu Aku menjadi penikmat kenangan Kenanganmu tepatnya Yang jelas jejaknya di terminal kota ini Sambil kusambut dengan senyum-senyum samar saat kugambar wajahmu yang sedang tertawa Terminal Ronggo Sukowati Pamekasan, 27 Agustus 2023 *** TEMPAT YANG SAMA Lama, Aku duduk terdiam tanpa tema untuk sekedar sebagai penyaji Lama, Diam-diam aku menggerutu tak tentu Pedagang asongan yang sibuk menawar...

PUISI "MALAM DAN RINDUNYA - ANGIN BERKESIUR LANCANG", Oleh: Erka Ray

MALAM DAN RINDUNYA  Langit malam berbisik syahdu Semakin rinci menakar rindunya Semakin menepi pada tubuhmu yang mulai dingin  Kamar dengan bentuk persegi Dan bantal-bantalmu yang menjadi penggoda Malam semakin larut saat dipandang Agaknya larut dalam kuah yang kau seruput Selepas kau masak tadi, Nasi-nasi tandas di meja makan  Tudung saji yang kembali ditutup Dan malam makin menggila bercerita soal langitnya yang berbintang pada telingamu Hingga tubuh-tubuh meringsut entah kemana Agaknya lagi-lagi pada kasurmu yang masih kosong  Mulai menempatkan rindu-rindu di sana  Selamat tidur kekasih Lepas lelah setelah bercinta denganku seharian Malam ini baluri tubuhmu dengan rinduku  Dan malam yang makin menarik selimutmu  Pamekasan, 25 Agustus 2023 *** ANGIN BERKESIUR LANCANG Angin-angin bernyanyi di atas atap rumah Kesiur pelan menerbangkan ujung rambutmu  Malam ini semakin sunyi saja di dekat bibirmu yang mengatup rapat  Apa kau tidak ingin menyeb...