Langsung ke konten utama

PUISI "JATUHLAH PADAKU - SETUMPUK KENANGAN", Oleh: Erka Ray

JATUHLAH PADAKU

Warna hijau pada daun mangga pekat sekali 
Tumbuh subur bersama tubuhnya di depan rumah
Halaman sudah kusapu tadi,
Bersih meski tak seberapa

Warna kuning pada daun hendak melepas dengan ikhlas
Pulang pada tanah yang sudah menunggu
"Datanglah, Kasih." 
Demikian agaknya
Meski tak tahu apakah benar-benar mengikhlaskan

Tanah di bawahnya siap memeluk
"Jatuhlah padaku, Kasih."
Tangan direntangkan
Menunggu kuning pada tubuhmu yang mulai memakan usia sendiri

Meski akhirnya disapu halaman rumah
Bersih;
Demikian akhirnya


Pamekasan, 03 September 2023

***

SETUMPUK KENANGAN

Mentari pagi mengintip dari balik jendela
Membangunkan tubuhmu yang terlalu nyaman bermalam,
Pun bermimpi,
Ia mengintip cucianmu yang masih menumpuk di bak hitam 
Mencium aroma masakanmu yang terhidang di meja kesiangan 
Menikmati celotehan tetanggamu yang berkomentar soal cuaca

Bangunlah;
Hari sudah meninggi di luar sana 
Jemuran dikibaskan angin dengan syahdu
Sesekali mengucap syukur atas pipimu yang merona
Tubuhmu yang berdiri di depan rumah menunggu tukang sayur datang 
Hendak memasak sembari bersenandung kenangan


Pamekasan, 03 September 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...