Langsung ke konten utama

PUISI " SIAPA KITA DAN DIRIMU, ER - UNTUK INISIAL ER", Oleh: Erka Ray

SIAPA KITA DAN DIRIMU, ER

Sesederhana apa kau, Er
Hingga pucuk-pucuk daun langsung mengikhlaskan usia di telapak kakimu 
Semanis apa kau, Er
Hingga buah-buah di depan rumah matang lebih cepat 

Er;
Kita adalah bising kenalpot dari motor-motor tua di jalanan
Kita adalah umbul-umbul spanduk yang kumal tapi hendak diperbaharui
Kita pun celoteh anak SD yang memakan bekalnya di jam istirahat
Seperti itukah gambaran kita, Er

Aku tidak tahu
Kita apa dan siapa, Er
Hanya sesekali menduga dari rerumputan yang layu akibat pesonamu 
Hanya menerka-nerka dari buah-buah yang siap dipetik

Layaknya aku dan kau, Er
Kita membabi buta menelusuri siapa kita yang sebenarnya


Pamekasan, 06 September 2023

***

UNTUK INISIAL ER

Untuk Er yang tak lain adalah inisial
Untuk biru di warna sarungmu yang kutuduh dua hari tidak diganti 
Hingga kau melakukan pembelaan 
Dari balik kaca helm 
Senyummu aktif sekali ingin keluar
Sembari tanganmu menjulurkan kantong plastik pada tanganku 

Untuk Er yang kusamarkan inisialnya
Abu-abu di bajumu dan langit cerah yang tersipu
Bukan aku yang tersipu, Er
Dan beberapa patah kalimat yang kita perbincangkan tadi,
Cukup bisa membuatmu cepat pergi 
Berpamitan padaku yang masih berdiri 

Cepatlah pulang, Er
Sebelum sarungmu berubah warna sebab mungkin dari kita yang menginginkannya
Atau mungkin tidak ada keinginan sama sekali 
Beloklah motormu untuk terus melaju, Er
Aku tak perlu melambaikan tangan untuk sekedar basa-basi 

Untuk Er yang hanya inisial
Kau kupuisikan pagi ini seiring dengan kedatanganmu tadi 

Pamekasan, 06 September 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...