Langsung ke konten utama

PUISI "MALAM DAN RINDUNYA - ANGIN BERKESIUR LANCANG", Oleh: Erka Ray

MALAM DAN RINDUNYA 

Langit malam berbisik syahdu
Semakin rinci menakar rindunya
Semakin menepi pada tubuhmu yang mulai dingin 
Kamar dengan bentuk persegi
Dan bantal-bantalmu yang menjadi penggoda

Malam semakin larut saat dipandang
Agaknya larut dalam kuah yang kau seruput
Selepas kau masak tadi,
Nasi-nasi tandas di meja makan 
Tudung saji yang kembali ditutup
Dan malam makin menggila bercerita soal langitnya yang berbintang pada telingamu

Hingga tubuh-tubuh meringsut entah kemana
Agaknya lagi-lagi pada kasurmu yang masih kosong 
Mulai menempatkan rindu-rindu di sana 

Selamat tidur kekasih
Lepas lelah setelah bercinta denganku seharian
Malam ini baluri tubuhmu dengan rinduku 
Dan malam yang makin menarik selimutmu 


Pamekasan, 25 Agustus 2023

***

ANGIN BERKESIUR LANCANG

Angin-angin bernyanyi di atas atap rumah
Kesiur pelan menerbangkan ujung rambutmu 
Malam ini semakin sunyi saja di dekat bibirmu yang mengatup rapat 
Apa kau tidak ingin menyebut namaku untuk membuatnya basah 

Angin-angin ini mulai usil menyapa pipimu yang merona
Aku sedikit memadukannya dengan kata-kata
Entah manis atau tidak,
Aku suka melihat pipimu merona

Aku berharap;
Pulangmu adalah padaku malam ini 
Sunyi, dingin,
Mari menjadikannya satu dalam sepaket angin malam yang lancang sekali mencintaimu
Diam-diam merindukanmu tanpa melibatkannya aku 


Pamekasan, 25 Agustus 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...