Langsung ke konten utama

PUISI "KAMU DI TERMINAL KOTA - DAN 2 PUISI LAINNYA ....", Oleh: Erka Ray

KAMU DI TERMINAL KOTA 

Langit-langit terminal panas pagi ini 
Menyingsing kenangan di antara kepul kenalpot bus
Datang silih berganti dengan kernet yang berteriak nama tujuan
Sedang tujuanku adalah kamu 

Langit semakin panas 
Di kursi-kursi tunggu;
Satu dua orang sedang bernostalgia
Ada yang menunggu bus selanjutnya
Sedang aku;
Adalah orang yang juga duduk menyaksikan kesibukan
Menyelipkanmu di kaca-kaca bus yang menghitam oleh debu 

Berangkatlah bus satu persatu kada tujuannya
Meninggalkan aku yang tetep terduduk nyaman bersandar kasihmu yang masih ku raba-raba di kursi tunggu

Aku menjadi penikmat kenangan
Kenanganmu tepatnya
Yang jelas jejaknya di terminal kota ini
Sambil kusambut dengan senyum-senyum samar saat kugambar wajahmu yang sedang tertawa


Terminal Ronggo Sukowati Pamekasan, 27 Agustus 2023

***

TEMPAT YANG SAMA

Lama,
Aku duduk terdiam tanpa tema untuk sekedar sebagai penyaji
Lama,
Diam-diam aku menggerutu tak tentu
Pedagang asongan yang sibuk menawarkan dagangannya 
Mungkin kamu terselip juga di antara cangkimen di kotak yang dia bawa
Lama,
Aku hanya menyaksikan dagangannya terjual satu 
Kemudian dijajakan lagi 

Dan di hadapanku,
Panas-panas dari aspal jalan mulai mengepul
Dahi-dahi terlipat
Wahai kasih,
Agaknya lebih teduh tubuhmu kala itu 
Mengantarku pada tujuan
Dengan melambai di pintu bus
Aku yang sambil lalu melihatmu dari kaca bus
"Jangan menangis," ucapmu di momen itu

Aku kini berdiam di tempat yang sama 
Namun tak ada dirimu yang membacakan kata-kata semangat di telinga
Mengulurkan tangan saat aku hendak pamit 


Terminal Ronggo Sukowati Pamekasan, 27 Agustus 2023

***

MENERABAS KENANGANMU

Desing suara bus menerabas jalan 
Kursi-kursi terlihat kosong di bus yang kutumpangi
Hanya terdengar celoteh kernet dan supir 
Entah nostalgia apa yang diceritakan
Atau sibuk membicarakan menumpangnya

Kaca di sampingku bergetar seiring dengan jalan yang tidak merata 
Terbuai akhirnya dengan alurnya yang tak mulus 
Tampak kanan kiri dengan tumbuhan tembakau
Yang dahulu kala kuceritakan padamu soal pagi
Kini telah terganti

Hingga bus melaju dengan menerabasmu di kenangan yang masih setia di kacanya yang berdebu
Senyummu yang manis kusebut waktu itu
Mulai kugambar ulang pada memori kernet dan supirnya
Kubilang,
"Dia sempat kuajak ke dalam bus."


Di Dalam Bus dari Pamekasan Menuju Sumenep, 27 Agustus 2023.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...