Langsung ke konten utama

PUISI "KELAK - YANG TELAH SELESAI - AKU MENYERAHKAN UCAPAN TERIMA KASIH", Oleh: Erka Ray

KELAK

Nanti ibumu akan memanggilku, Nak
Mencariku hanya untuk menanyakan peralatan dapurnya 
Berbicara denganku sambil kita melipat baju 

Kelak;
Ibumu berpesan jika anaknya menyukai jenis masakan yang demikian
Dan aku yang akan mengangguk mengiyakan disampingnya
Ibumu akan bilang pada kerabatnya,
Akulah istri dari anaknya

Kami yang akan berpapasan di ruang tengah
Pun di meja makan dekat dapur
: Di atap yang sama
Sembari menunggumu pulang bekerja 
Kita akan berbicara soal menu masakan untuk esok 
Kemudian berbelanja ke pasar bersama

Kelak;
Mungkinkah aku yang disebut dalam doa ibuku juga?
Kelas;
Mungkinkah ibumu akan menjadi ibuku juga?


Pamekasan, 25 September 2023

***

YANG TELAH SELESAI

Bayang-bayang atas tubuhmu sering kucuri 
Kulihat sesekali 
Berkali-kali yang kusangkal 
Sebab;
: aku adalah orang di belakangmu yang terbelakang 
Berpisah rasa 
Dadamu dan dadaku yang hanya sepintas bertabrakan rasa 
Setelahnya asing mengasingkan

Bayangmu mulai terkikis
Rasaku juga 
Diharuskan meninggalkanmu dan pulang pada dada sendiri
Tak harus kuikut menahan bayanganmu yang telah menjauh
: Pun tubuhmu

Untuk sekian
Aku ucapkan selesai
Bayangmu senja telah meminta pulang 
Cukup merunduk waktu itu di padi-padi yang kusebut sebagai rasamu yang terhantar


Pamekasan, 25 September 2023

***

AKU MENYERAHKAN UCAPAN TERIMA KASIH

Kuucapkan terima kasih untuk bibirmu yang telah basah
Entah apa yang kau ucapkan sebelumnya
Terima kasih dariku menyelinap di antara gigi-gigimu yang tak terlalu putih warnanya
Pula mengajakmu bermain rasa di kecapan lidah 
Rasa manis;
Pahit; 
Asam;
Pula saat pahit yang kau salurkan lewat tatapanmu 

Aku telah mundur di bibirmu
Hanya kuucapkan selamat
: pun terima kasih banyak 
Bibirmu tak lagi kukagumi secara berutal
Soal betapa merahnya saat kulihat sekilas 
Yang dulu kusebut berbeda dari perokok yang lainnya

Terima kasih;
Sebab aku telah sepakat menyerahkan ucapan terima kasih untukmu 
: yang terakhir


Pamekasan, 25 September 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...