Langsung ke konten utama

PUISI "TUBUHMU YANG TERKUBUR DI SENJA - BIARKAN AKU SAJA", Oleh: Erka Ray

TUBUHMU YANG TERKUBUR DI SENJA

Di antara jalan-jalan yang memanjang 
Sepanjang tangan dilambaikan
Kuat tekad ikut andil mendampingi
Sang panorama alam menciptakan rindu di punggung
Tubuh-tubuh meneduh di bawah pohon 
Mentari jahat menyakiti tangis di pipi siang hari

Mulai sore 
Jalanan masih ramai 
Tubuhmu melipir sebentar di belantara kasih 
Tuan,
Nyonya,
Adakah tuan putri atau pangeran untuk kusematkan kemesraan

Lihat arah barat;
Menguning menjunjung kasih 
Tubuhmu pun yang ikut terkubur di senja yang akan pulang
Menuntunmu;
Pun menuntutmu yang memilih mati
Andai kata kau tak mati 
Berkisahlah angin mengantarkan tubuhmu semakin jauh 

Namun;
Kamu mati di senyuman 
Tubuhmu terkubur di senja yang membungkuk meminta maaf


Pamekasan,17 September 2023

***

BIARKAN AKU SAJA

Biar aku,
Biarkan aku yang menjadi kerner bus dengan suara serak menyuarakan alamatmu di mana 
Biar aku saja,
Biar aku yang menunggu menumpang di terminal sebagai supir bus namun sesekali ditinggal ke toilet

Biarkan aku saja,
Aku cukup hafal dengan dinding kamar mandi terminal yang mengelupas 
Warung berjejer sepanjang jalan dengan harga dagangan yang melangit 
Dan beberapa ocehan menumpang yang lelah menunggu 

Biarkan aku saja yang menikmati pengapnya udara terminal
Dengan peluh dari pengamen yang baru turun dari bus 
Membiarkanmu melunak di pikiranku
Tanpa harus aku berteriak pada menumpang yang tujuannya sudah dekat 
Biar aku saja yang menunggumu dengan tanpa apapun


Terminal Ronggosukowati Pamekasan, 17 September 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...