Langsung ke konten utama

PUISI "DENGAN JINGGANYA DI KERUDUNGKU - ADALAH AKU YANG TAK ADA", Oleh: Erka Ray

DENGAN JINGGANYA DI KERUDUNGKU

Pulanglah;
Lihat arah barat semakin menyatakan cinta 
Menguning di deket kerudungku yang warnanya pekat
Semakin mengajak untuk tertidur
Namun aku tak bisa memalingkan muka 
Candu tawa-tawa akan sekitar semakin menggelegar 

Lihatlah,
Pulanglah,
Akankah kau tak terbesit rindu 
Arah barat semakin merona menemani sore ini 
Menyatakan paling tulus cintanya 
Kopi di botol tandas di bibir dengan cerita yang masif

Akankah kau tak rindu 
Terbersit sedikit
Layaknya aku 
Pun jerudungku yang pekat warnanya
Mempersilahkan warna kuning yang kini menjingga
Tulus peluk cium di kerudungku yang terbawa kisah 
Hingga akhirnya ku ucapkan sekian


Pamekasan, 05 September 2023

***

ADALAH AKU YANG TAK ADA

Bu;
Adalah aku yang saat ini tak tahu di mana sebenarnya kiblat
Bu;
Adalah aku yang lupa bajuku diletakkan di mana 
Bu;
Adakah diriku di bahumu yang telah renta 

Sore kemarin aku menjanjikan semangkuk bakso
Apa kuahnya sesuai seleramu
Apa aku harus mencarikan yang lain 
Bu;
Hingga akhirnya adalah aku yang lupa mencuci mangkuk bekas sarapanmu kemarin pagi
Lupa mengelap jendela yang berdebu
Hingga rumah kita hanya berdiri 

Bu;
Adalah aku yang akhirnya meminta maaf di air matamu
Adalah aku yang lupa memberimu sapu tangan
Aku yang tak ada di dagumu menunggu air mata

Pamekasan, 05 September 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...