Langsung ke konten utama

PUISI "RINDU DI JALANAN - BERTEMPATLAH DI BAHUKU", Oleh; Erka Ray

RINDU DI JALANAN

Terlihat malam ini jalanan kota begitu sibuk 
Bising kendaraan
Kenalpot yang tidak sabaran dinyalakan
Terlihat orang-orang berkerumun di tenda-tenda pedagang kaki lima
Memesan beberapa porsi 

Orang-orang berceloteh di atas kendaraan
Angin yang sedikit bertanya kabar lewat anak-anak rambut
Mulai menari menyambut kemesraan dari sang kekasih
Esok janji temu kemudian dibuat 
Dengan menu baru,
Tawa baru 

Hingga secuil rindu mengintip dirimu di balik badan-badan truk yang besar 
Menyelinap di balik tubuh-tubuh kecil roda dua 
Dan bayanganmu yang terpancar dari lampu jalan yang merunduk takjub


Pamekasan, 03 September 2023

***

BERTEMPATLAH DI BAHUKU

Hendak pulangkah malam ini?
Aku sudah hendak tertidur di bahumu
Bukan bahu jalan 
Berliburlah sejenak
Aku tengah lengah akan angan yang berbisik perihal dirimu 
Beberapa kali kutahan untuk bermanja akan kisah-kisah tabu 

Lihatlah;
Samping bahuku tak bertempat
Tak bertuan
Tak berpenghuni
Hendaklah, sudikah kiranya mengisi
Sembari sesekali kita bersua dan merangkai kisah-kisah dengan perlahan
Semisal dongeng pengantar tidur untukmu
Dan aku yang tertidur karenamu 

Pulanglah;
Sudikah engkau 
Aku telah tak dimiliki siapapun
Bahuku terenyuh rindu beberapa kali 
Tempatilah sesekali
Bertuanlah di sana
Sekiranya kau tak bermain-main semata 


Pamekasan, 03 September 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...