Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2023

CERPEN "AKU PUNYA AYAH", Oleh: Erka Ray

Pernahkah kalian diambil barang kesayangannya, atau kehilangan barang kesayangan kalian waktu masih kecil, masih anak-anak. Tentu saja pernah, mainan kesayangan yang diambil temenan, dirusak teman, dihilangkan teman. Nyeseknya bisa sampai dewasa.  "Mainan apaan sih nih. Butut banget. Udah jelek, lusuh, item begini, kotor di mana-mana. Mending dibuang, Fa." Rifan salah satu temen kelas Fatin mengambil mainan Boneka Beruang miliknya, ditimang-timang, dibolak-balik, dilihat-lihat.  "Butut. Udah butut begitu masih saja dibawa kemana-mana. Bahkan ke sekolah dibawa." Itu yang Fatin dengar samar-samar dari mulut Rifan yang sudah menjauh.  Fatin mengambil bonekanya yang dilempar sembarangan oleh Rifan. Lalu memasukkannya ke dalam tas. Ibunya bilang ini adalah pemberian dari Ayahnya dulu waktu Fatin masih kecil.  "Hari ini pelajaran sampai di sini dulu. Jangan lupa kalian kerjakan soal-soal latihan di halaman 75. Lalu di kumpulkan Minggu depan pada Agus," ucap Bu R...

PUISI 16 MEI, Oleh: Erka Ray

SENYUMAN Bu, bajuku tidak disetrika Aku hendak ke sekolah pagi ini  Tasku kosong, Bu  Buku kemarin dirobek teman  Bu, Aku sedang mengangkat tudung saji, Ada masakanmu Kotak bekal yang penuh  Ada sendok dan garpu pula Bu,  Teman meminjam penaku dengan senyum  Aku memberi dengan senyum  Mengiyakan, Dua hari, penaku tak dipulangkan Aku tak punya alat tulis  Tidak, Bu Aku tidak ingin yang baru  Kembalikan saja jika masih bisa, Pun tas sekolahku Aku tidak ingin yang baru Biar koyak, Dan rusak tepiannya Tak apa, Bisa kupakai  Setrikakan bajuku, Bu  Meski senyum tak serapi itu Tapi mungkin aku bisa menyesuaikan Tengah hari yang panas, Aku pulang kerumah dengan sahaja Mengetuk pintu, Senyummu lah yang menyambut Pamekasan, 16 Mei 2023 *** DARI RUMAHMU Jalan pagi ini menghampar Jauh sepanjang tapak kaki bisa menjejal  Kuatkan aku  Pagi hari yang sibuk memotret kaki menua berjalan tanpa alas  Ladang-ladang penuh, Meski sebagian ...

PUISI 15 MEI, Oleh: Erka Ray

DATANG BERKISAH BERSAMA PAGI Tangan halus  Melambai indah pada wajah pagi Sedang aku berselimut hati lapang yang tak kunjung pulang  Anak-anak tertawa mengimbangi fajar  Dapur-dapur risau soal rasa makanan  Aku mengerjapkan mata  Ada sisi harapan di halaman-halaman rumah Embun-embun menggelayut di pengelihatan Lembaran-lembaran daun yang ikut menggigil  Sejuk di kaki tak urung membuat berjalan Sedang di dapur-dapur terjadi perdebatan antara pisau  Hingga tercium aroma masakanmu Membuat pagi merekah senyumnya  Anak-anak yang berlarian tak pulang untuk sekolah Dimarahi sebab tak punya rasa empati Pagi melamar mentari di genting-genting yang menghitam Memadu cinta kayaknya diriku dan dirimu Kapan?  Sudah berlalu bersama lipatan malam  Urung menjemawa diri lantas tabu  Memeluk angkuh  Pulang rehat tak hilangkan penat Pamekasan, 15 Mei 2023 *** KEHILANGAN ATAS DIRIMU Semalam, Sesuatu telah dicuri Aku rebah rehat tak beralas  Su...

PUISI 6 MEI, Oleh: Erka Ray

PAGI TEMARAM BERSAMA KEKASIH Tak layak jika pagi menuntut Menguning, Ingin memeluk lama  Pisah tangan di perempatan Tempat kerja yang sibuk  Bukan kita tanpa buku-buku Asik membaca lupa makna hidup  Derap langkah terdiam  Pagi ini urung menjemur kisah Mendung atas kepala  Menjadi sunyi sebab celoteh ibu tak terdengar Imbasnya menghantam pelukan Maaf, Telat nyatakan  Pilihan tangan hanya untuk yang menggenggam Urung menjemputmu Pagi ini masih temaram kayaknya kekasih Menyatakan, Menunggu pelukan Bisa aku hanya untukmu Meminta belas kasih tak bertepi  Pagi ini, Mintalah aku terus ada di pundakmu Pamekasan, 06 Mei 2023 *** AKU SAJA Bisa aku, Bisa sebut aku, Pinta aku, Repotkan aku, Minta peluk Kasih hampa di dekat rembulan  Malam tertidur di bahu jalan  Sepinya diri  Ramainya jalanan  Lampu adu nasib soal warna yang lebih terang Lupa tak abadi  Esok mati  Dikuburlah diri dengan aniaya  Tak dijenguk  Sudah cukup mati...

PUISI "PERPISAHAN", Oleh: Erka Ray

Jika urung tunjuk gigi Jangan pula perasaan yang diumbar Senyum baris rapi  Kalah saing pena menari namamu Ajak pulang pelukan kekasih Saat indah tak lagi bisa digapai  Peluk senyum Tangkas tangan sigap mengelus diri Urung menjemawa Kisah masih di bawah kenangan Teduh tak bisa menjadi sebab pulang Nyaman terlampau tenang Tak lagi resah  Pisah ujung pena telat tamatkan nama Pulang jari tak bermanis lagi  Urung janji bisah usang di bibirmu  Mari sudahi Kita ampun tangan minta belas kasih  Pulang harap, Urung berkasih Pamekasan, 05 Mei 2023

PUISI 4 MEI, Oleh: Erka Ray

HARAPAN BESAR Selamat pulang  Aku kosong Siapa, Bertanya, Aku tak bernyanyi  Senar gitar putus  Ujung pena tak bisa mewakili Siapa Aku tak berisi  Sudah, Bila pergi Bila pulang  Mata urung tangkap tangan Sudah cukup  Bisa diulang  Aku akan urung pulang Memintai kenang Sudah warna hitam kelam  Semoga bisa Kenang diulang Kenang tak kunjung datang  Pasung muka tempat lama  Bila ku datang Bayangan telah mati terkubur  Sisa remah-remah Usut tuntas, Sampai tandas Lekas pulang  Rumah tanpa pintu  Jendela di maki tak punya kaca Pamekasan, 04 Mei 2023 *** KENANGAN SORE KITA Pohon-pohon berbincang Katanya, "Hasil menduga-duga."  Kita ada dibawahnya Di atas kita, Daun menyanyikan lagu Sekitar menjadi sepi, Satu dua ada anak-anak bermain sepeda  Mengejek, "Sedang apa." Sisi barat Orang sibuk berkendara Entah apa akan pulang ke pelukanmu Berpetak-petak tanah  Tergenang air, Tak cukup bila hanya kenangan rupanya Hingga ke...

PUISI 3 MEI, Oleh: Erka Ray

AIR MATA MALAM TADI Jika malam tadi keras kepala  Gelap hanya jadi alasan kesekian  Tanganmu yang tak kunjung menjauh Justru bekas jejakmu ditinggal Kenapa? Untuk apa? Bawa pulang saja Meski langit merintik  Rintihan perih di genting-genting yang menghitam Atap rumah bolong Jalan aspal berlubang  Mungkin perasaan begitu bentuknya Lupa, Tangan kebas  Menunggu air mata merintih juga  Bersaing dengan suara malam  Padahal tak akan menjadi juara  Hanya menjadi tontonan Menumpuk di kepala Yang berkabut menutupi jalan Pamekasan, 03 Mei 2023 *** TIDAK BAIK-BAIK SAJA Antara lagu yang kau dengarkan pagi ini  Apa dinding kamar sempat bertanya apa kabar?  Hanya cat dinding yang ternyata pandai menutupi luka  Fisik berjanji  Entah hati, Mungkin membaptis diri  Urung mengikat janji  Jika lagu yang kau dengarkan terdengar tajam  Apa gunanya pagi yang tersenyum lembut  Berharap jendela kamar diketuk mentari  "Mari mere...

PUISI "MERAH KERUDUNGMU", Oleh: Erka Ray

Kerudung merahmu gelap  Aku mengorbankan mata  Hilang kaki demi mencari pewarna Rembulan suram  Sayang mentari langsung datang  Matamu jadi berbinar Aku tak datang  Hingga tanganmu tak ada yang menggenggam Aku sudah Jika ku pasung merah di kerudungmu  Aku mati layaknya kupu-kupu Merah kerudungmu tak jadi ku ambil  Aku tak ingin jadi penjahat Cukup bibirmu yang ranum kukecup lama  Hingga hari menguning tak jadi memelukmu Pamekasan, 30 April 2023

PUISI 23 APRIL, Oleh: Erka Ray

RINDU Hingga bibirmu yang pink itu menjadi tempat pulang Rindang depan rumah Pelukmu pulang  Aku datang, Sebelah pipimu apakah merona? Warnanya kalah dengan warna baju  Luntur sebab tanganku Tangismu  Entah,  Rindang pulang  Teduh pelukan  Pejam sebentar Pelukmu erat  Suci pipi Bibirku lancang ucap rindu  Sudah ku pasung Maaf lancang mengotori Sumenep, 23 April 2023 *** PEMBOHONG Sepanjang jalan Kanan kerikil Kiri jurang  Sandal lepas  Sedang di atas panas  Pun hati  Bisa dibarter?  Ternyata tidak renegosiasi Sudah pulang, Jalan boleh berlubang Asal kaki jangan  Jari tetap lima Meski akal tak sempurna Kanan kerikil Kiri jurang  Jalan naik turun  Hidup pula berlawak panjang Ujung usang tak pandai berbohong Untung nadi masih berdetak Namamu Jalan tak mulus tak apa  Mataku masih dua Sandal lepas  Talinya putus  Tak apa, Aku pulang Kaki terbakar Aku pandai berbual Sumenep, 23 April 2023

PUISI "UNTUK BERTEMU", Oleh: Erka Ray

Tulis tangan  Bibir tersungging Hingar-bingar, hiruk-pikuk, Berhenti ujung jalan tak berlidah  Cabang temu diusung berkabut Bentang khayal panjang di jalan rumah  Berapa harganya Temu rajutan tepi yang tak rapi  Bisa tutup mulut  Tapi tangan tak mau  Peluk kecup kening tak sepi  Badan tuan tak beribu sedang menanti  Tanah lapang diusut berpulang Kenapa pangkuan sebenernya Sudah pulang pada sore menuju petang Sedang matamu masih bersinar Tutup rapat Temu rapi di hadapan meja kayu jati  Sudah dingin teh di hadapan Hati diam Mulut bersorak pengakuan Pulang aku pada tempat akhir khayalan Sumenep, 21 April 2023

PUISI 18 APRIL, Oleh: Erka Ray

PERIHAL DIRIKU  Aku tanah sore  Jingga tubuh menantimu Menangis tubuh  Malam yang bernuansa hujan Teduh, Mendung matamu Berkabut panjang Hitam mata tak lagi bercahaya Buang resah Aku tak berarti sudah Aku tanah depan rumah Diinjak tubuh  Harga diri tak utuh Renggang, Minus mata Tak lagi bisa melihatmu Berjalan dari pintu rumah Aku siapa  Benalu samping rumah  Atau sore berkabut Tak bermentari Jingga pajangan Dari kanvas-kanvas tua  Lusuh warna  Putih tulang matamu saat ini  Sumenep, 18 April 2023 *** HILANGNYA SI PENYAIR Tumpul tangan si penyair  Puisi mandat Tak bergerak  Hingga bibirmu rata Pikiran runyam  Melanglang buana tak bertepi  Sudut-sudut birahi di ujung sajak  Bernostalgia lama soal cahaya berikutnya Si penyair menjadi pengangguran Kertas putih tak dibeli Hingga diminta, "Mana, biar aku tulisi." Kekeh dengan pendirian  Hingga tujuan Tak bertuan lagi, Tuhan    Puisi ini luntur  Siapa ger...

PUISI "NAMAMU", Oleh: Erka Ray

Namamu Jelas pohon di dekatmu tak mampu  Hilang batang  Tak kenal daun Patah hati Jauh menanti  Usia tutup sejak dini Namamu Pakat, Seperti ti gambaranku  Lebih hitam dari warna bajumu hari ini  Aku gundah tak bertepi  Bisa lihat,  Awan mendung  Mulutku berbusa  Namamu tak bisa kugambar Aku pergi, Selamat jalan  Pamekasan, 13 April 2023

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

PUISI 9 APRIL, Oleh: Erka Ray

PULANG UNTUK JANJI Anak-anak pulang pada pangkuan Ibu Bu, aku lelah Sandal lepas tak kira tempat  Ujung rindu menanti pulang  Maghrib, Senja mulai berlabuh hati Apa janji bisa dipegang Sudah kulipat mukena Tak pulang Pangkuan kosong selepas mengaji  Pinta hati gak kunjung bertemu Alif Ba Ta masih terbata Bisa aku usut tuntas Pulang harap Dikawin paksa jari kelingking Janji buai di mata  Lembut dijemput saat isya' tiba Sumenep, 09 April 2023 *** KENANGAN LAMA  Harap bisa teduh  Angin kencang berkerudung awan Sejuk, Sajak terhampar Alas lembut menanti pena menari  Tuliskan kisah masa di mana kita ada Mentari hingga meninggi Bisa diajak pulang Kita tak ingin, Aku mungkin, Kita berlama-lama Rambu jalan yang membisu Tuli telinga tak ingin sendiri Pias wajah hendak kau antar pulang  Terpaksa di akhiri hari ini  Kerikil diinjak, Selamat bertemu hari esok  Padahal sehari, Kita tertawa Kaki terangkat Nyaman bak mawar anggun turun di pundak Hingga...

PUISI 6 APRIL, Oleh: Erka Ray

TAK BARU, BU Selembar Kertas dibakar Tak jadi untuk ditulis Pensil habis  Tak beli yang baru  Ibu Aku ke sekolah tak berseragam Kemarin lupa tak dicuci  Putih tak putih  Kini putih tulang Merah di celana memang pekat Tapi robek hatiku Ibu Kertas lusuh  Buku koyak  Aku tak beli yang baru  Masih bisa kupakai  Ucapku, penuh yakin  Biar noda di baju putih  Biar merah tak pekat di celana Hitam matamu Bu Kurang tidur agaknya Aku rengkuh rembulan malam ini di selimutmu Bu Pamekasan, 06 April 2023 *** KENANGAN  Kamu mengantarku tertidur pagi hari  Ayam pulang berkokok  Tak lagi nyaring  Pekak telinga  Undur diri di sisi tempat tidurmu Aku menunggumu  Perempatan jalan yang mau sebut janji  Pagi sekali  Sepasang kaki berjalan lirih  Ujung lidah sibuk mencari celah  Mata jalang  Menatap sisi kanan  Lihat, siapa yang menabur janji di kabut-kabut yang berbingkai Nama lusuh di tangan  Ta...