TAK BARU, BU
Selembar
Kertas dibakar
Tak jadi untuk ditulis
Pensil habis
Tak beli yang baru
Ibu
Aku ke sekolah tak berseragam
Kemarin lupa tak dicuci
Putih tak putih
Kini putih tulang
Merah di celana memang pekat
Tapi robek hatiku Ibu
Kertas lusuh
Buku koyak
Aku tak beli yang baru
Masih bisa kupakai
Ucapku, penuh yakin
Biar noda di baju putih
Biar merah tak pekat di celana
Hitam matamu Bu
Kurang tidur agaknya
Aku rengkuh rembulan malam ini di selimutmu Bu
Pamekasan, 06 April 2023
***
KENANGAN
Ayam pulang berkokok
Tak lagi nyaring
Pekak telinga
Undur diri di sisi tempat tidurmu
Aku menunggumu
Perempatan jalan yang mau sebut janji
Pagi sekali
Sepasang kaki berjalan lirih
Ujung lidah sibuk mencari celah
Mata jalang
Menatap sisi kanan
Lihat, siapa yang menabur janji di kabut-kabut yang berbingkai
Nama lusuh di tangan
Tangan tak digenggam lagi
Padahal kemarin
Mentari menarik selimut di barat
Kita ribut soal angin yang menerbangkan kerudung
Pulang saja
Malam larut diseduh pada cangkir kaca
Kita kembali nanti saja
Pulang harap
Digulung tangan bergantian
Ban sepeda motor tak henti melaju
Pulang arah barat
Kita erat,
Kamu tersenyum di dekat gerbang jalan menuju rumah
Pamekasan, 06 April 2023
***
AKU TELAH MATI
Aku bernyanyi sendiri
Nyaring
Pekak telinga mendengar
Tak siap hantar
Nasib ditukar pelanggaran
Kita anggun
Lidah dipotong dua
Masih bisa berkelit
Manja tak manja
Tak lagi bisa diukur
Kita jauh
Tanga gak sampai
Mati suri pikiran
Tak dilayat layaknya orang
Bisa tunggu
Aku dikubur dekat teduhnya rumahmu
Aku ingin pulang
Aku tak ingin bernyanyi sendiri
Lagi sedih tak menangis
Tak pula tertawa
Senyum mati kemarin lusa
Udah diantar pulang pada pangkuan Ibunda
Terima tubuh ini
Hanya soal waktu yang sudah disuap
Tutup mulut
Sedang butuh mati menunggu dikubur
Jati diri tak ada yang menangisi
Aku tak mau bernyanyi sendiri di pemakaman nanti
Pamekasan, 06 April 2023
***
JANJI SIAPA
Jika awan putih tak putih
Genting atap rumah lusuh
Janji jalan berlubang
Mulus tak semulus lidah
Pongak janji berujung basi
Lidah besi
Kaku dinanti
Berbicara hanya ilusi
Tangan mana
Yang mana yang masih sepuluh janji
Lusuh jari
Lusuh diri
Kita tak punya jati diri
Sejak jauh mata yang memandang
Bukan objek ujung kata yang transparan
Mata janji
Pongak gigi
Tak berpikir lagi
Tinggal aku
Sendiri membuai diri
Mengelus dahi
Siapa yang salah sini
Membalik
Tidak berbalik
Aku berdiri
Kamu tak melihat
Nyata tak dibuat
Kamu berpura-pura kuat
Selamat
Kita tak bisa taat
Pamekasan, 06 April 2023
***
AKU AKAN KEMBALI
Tak kusebut tempatnya
Aku duduk di sana
Menghadap depan
Menilik jari
Kelingking mengucap yang tak pasti
Tapi aku berdegup kencang,
"Esok akan kesini lagi."
Sederhana
Lantai keramik berwarna coklat
Pun mukena Ibumu
Sarungmu saja yang berwarna biru
Gelap pula,
Tapi aku penikmat yang berdusta
Tak mengakui aku akan kembali ke sana
Samping rumahmu juga demikian
Taman kecil
Kukira senyumku akan bertahan lama
Keramik yang juga berwarna coklat milik rumah samping kanan rumahmu
Tak sepekat janji kembali
Izin aku lancang
Melukis tak kasat mata rumahmu di pikiran
Tak ku potret,
Karena memoriku masih bisa menyimpan lebih banyak
Senyummu juga
Muncul dibalik lemari ruang tengah
Sehabis shalat
Tersenyum ikut duduk di tikar warna biru
Laptop yang formalitas semata
Aku akan kembali
Pamekasan, 06 April 2023
***
SIANG ITU
Jalan panas
Tak apa
Kita sudah sepakat
Bisa dimanipulasi
Senyum ditebar
Entah siapa,
Dan apa maksudnya
Jalan panas
Kita tak pulang
Meskipun sudah siang
Katamu ada pemandangan yang lebih indah
Aku sepakat
Tempat teduh
Salah fungsi
Kita ucap untuk pulang
Panas mata
Batin membudaya
Pamekasan, 06 April 2023
***
SEPAKAT
Mendung
Iseng saja mampir di kota kita
Rencana hampir batal
Tak jadi katanya
Namun bersikukuh
Langit bisa diubah
Kita keluar
Senyum bersalaman saat bertemu
Di mana?
Tempat biasa kita
Akhirnya berangkat
Langit digulung
Tak sepakat dengan kita
Tapi sesal tak jadi hadir
Undur diri di bingkai barat
Pesona jingga
Jalang paling manis di sore ini
Memikat
Kita sepakat
Ini terindah untuk kenangan
Pamekasan, 06 April 2023
Komentar
Posting Komentar