PAGI TEMARAM BERSAMA KEKASIH
Tak layak jika pagi menuntut
Menguning,
Ingin memeluk lama
Pisah tangan di perempatan
Tempat kerja yang sibuk
Bukan kita tanpa buku-buku
Asik membaca lupa makna hidup
Derap langkah terdiam
Pagi ini urung menjemur kisah
Mendung atas kepala
Menjadi sunyi sebab celoteh ibu tak terdengar
Imbasnya menghantam pelukan
Maaf,
Telat nyatakan
Pilihan tangan hanya untuk yang menggenggam
Urung menjemputmu
Pagi ini masih temaram kayaknya kekasih
Menyatakan,
Menunggu pelukan
Bisa aku hanya untukmu
Meminta belas kasih tak bertepi
Pagi ini,
Mintalah aku terus ada di pundakmu
Pamekasan, 06 Mei 2023
***
AKU SAJA
Bisa aku,
Bisa sebut aku,
Pinta aku,
Repotkan aku,
Minta peluk
Kasih hampa di dekat rembulan
Malam tertidur di bahu jalan
Sepinya diri
Ramainya jalanan
Lampu adu nasib soal warna yang lebih terang
Lupa tak abadi
Esok mati
Dikuburlah diri dengan aniaya
Tak dijenguk
Sudah cukup mati
Pinta aku,
Selalu repotkan
Menjenguk hati
Entah di bawah trotoar mana yang kau maksud
Aku mengemis kasih
Tak ampun tangan
Aku saja,
Aku saja,
Sebab lagi-lagi butuhkan aku,
Repotkan aku
Bisa kukubur ego dan ambisi di bibirmu
Pamekasan, 06 Mei 2023
***
SELALU BASAH PIPIMU
Rintik hujan
Basah di mana?
Hanya di pipimu
Urung ku sebut milikku lagi
Tanah coklat basah tubuh
Malam tadi diguyur hujan
Hilangkan senyum
Dingin menusuk
Keras,
Pedih,
Luka ciptakan hal baru
Ada yang basah
Ku sebut itu milikku
Dulu,
Perasaan
Hilang,
Soal perihal dan hal yang lainnya
Sudah tak bisa kuminta datang
Cukup,
Basah hati
Pipi tak lagi kering
Baju-baju juga basah
Hujan ambisius memilikimu
Bahas tubuh tak apa
Basah hati,
Mata berkorban air mata
Sudah lelah
Kering dulu
Nanti basah lagi
Hujan tak ampun
Tak mengenalmu
Hanya sekali dua menjadi teman
Adu cerita soal pipimu yang tak lagi kering
Pamekasan, 06 Mei 2023
***
BUNUH SI PENYAIR
Bunuh aku si penyair
Lukai puisinya
Hancurnya pikiranku
Datang padaku
Bawalah pena dan kertas
Ajari aku abjad
Ajari aku bisa memanipulasi
Bunuh aku sebagai penyair
Lecehkan puisiku
Tinggalkan saja
Tidak perlu menoleh muka
Cukup torehkan luka
Kubur jasad puisiku
Di tangan kiri yang tak pernah kuajak menulis
Tikam aku
Aku tidak baik
Penyair ini lemah dalam puisinya
Bunuh lidahku agar tak berkata
Agar usai sajak-sajak lama
Tak ada lagi sajak baru
Pindahkan aku,
Tak layak kau sebut aku penyair
Mati aku dalam puisiku
Tak perlu disebut namamu
Selami,
Kamu pembunuhnya
Pamekasan, 06 Mei 2023
Komentar
Posting Komentar