Langsung ke konten utama

PUISI 9 APRIL, Oleh: Erka Ray

PULANG UNTUK JANJI

Anak-anak pulang pada pangkuan Ibu
Bu, aku lelah
Sandal lepas tak kira tempat 
Ujung rindu menanti pulang 
Maghrib,
Senja mulai berlabuh hati
Apa janji bisa dipegang

Sudah kulipat mukena
Tak pulang
Pangkuan kosong selepas mengaji 
Pinta hati gak kunjung bertemu
Alif Ba Ta masih terbata

Bisa aku usut tuntas
Pulang harap
Dikawin paksa jari kelingking
Janji buai di mata 
Lembut dijemput saat isya' tiba

Sumenep, 09 April 2023

***

KENANGAN LAMA 

Harap bisa teduh 
Angin kencang berkerudung awan
Sejuk,
Sajak terhampar
Alas lembut menanti pena menari 
Tuliskan kisah masa di mana kita ada

Mentari hingga meninggi
Bisa diajak pulang
Kita tak ingin,
Aku mungkin,
Kita berlama-lama
Rambu jalan yang membisu

Tuli telinga tak ingin sendiri
Pias wajah hendak kau antar pulang 
Terpaksa di akhiri hari ini 
Kerikil diinjak,
Selamat bertemu hari esok 

Padahal sehari,
Kita tertawa
Kaki terangkat
Nyaman bak mawar anggun turun di pundak
Hingga tinggal kenang yang tebal 
Dihapus,
Kita terluka jika mau 

Sumenep, 09 April 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...