PUISI-PUISI KETIDAKBERDAYAAN
Ku sentuh hatimu dengan hal-hal yang kau sayangi
Nak, Kuberikan kau segala sakit ini
Aku buat kau mendekatiKu lagi karena Aku rindu
Aku membuatmu bernyawa karena Aku ingin kau hidup bersamaKu
Nak,
Jika kelam harimu
Jika terkutuk duniamu
Dekatilah Aku
Aku ada di setiap perasaan yang tengah engkau rasakan
Aku ada di raga orang yang kau suka
Pun, Aku ada di ragamu
Kau bisa peluk Aku malam ini
Sumenep, 29 April 2025
***
Mak, aku dekat sekali denganmu
Di spasinya huruf
Dihelaan napas
Di setiap lintasan data seluler
Mak,
Aku ada dibalik layar
Mungkin aku terlalu kasat mata hingga tak terlihat
Tapi mungkin bisa kiranya kau rasakan sehadiranku
Di antara cerita-cerita setiap harinya
Di antara tanggapan suka
Di antara kehidupan ponselmu
Mak,
Kiranya mungkin aku pun jauh
Entah kita mungkin tak membuka aplikasi yang sama di waktu yang sama
Atau aku yang memberitahu terburu-buru
Aku hanya ingin diraba
Aku ingin dirasa
Mungkin sesejuk angin sesaat
Atau secepat geseran jarimu di ponsel
Aku di dekatmu
Aku ingin kau tahu jika aku di satu aplikasi yang sama denganmu
Memantau setiap hari
Membisikan kode-kode,
Aku hancur di sini
Sumenep, 28 April 2025
***
Sepertiga malam ku yang mana yang tidak ramai
Subuhku yang mana yang terlambat
Empat rakaat ku yang mana yang terasa singkat
Pun tiga rakaat ku yang mana yang tidak diperlama
Sebab keyakinan lah
Cahaya akan muncul meski selarik tipis, lebih tipis dari sehelai rambut
Sebab keyakinan lah
Akan datang buah dari doa-doa yang dihantarkan setiap lima waktu beserta Sunnah nya
Lemah tubuh
Lemah tangan
Lemah jiwa dan raga
Hampirilah puisi ini beserta tangisannya
Di langit sebelah mana kiranya puisi ini bisa masuk
Di langit malam sebelah mana bumimu akan ikut bergetar saat bersujud
Angin malammu yang mana yang akan mengalah diam tidak berkesiur demi doaku yang akan lewat
Di bagian keberapa aku akan diterima
Aku adalah pemenangnya
Bukankah demikian?
Pamekasan, 01 Juni 2025
***
Ah Tuhan, aku lemah tak berdaya mencari pintumu di langit rumahku
Lihat, doaku masih bertengger mungkin di atas genting
Kebingungan mencari tangan-Mu berada di mana yang akan bersedia mengambilnya
Ah Tuhan,
Aku lemah di kamarku yang berbentuk persegi
Hanya menghabiskan tissue sembari terbata-bata membaca kalimat suci yang bermaksud merayu-Mu
Lihat,
Basah pipiku,
Lihat wajahku, kebingungan mencari di mana doaku yang akan sudi Kau peluk
Apa di suatu malam yang tenang,
Atau di siang yang hanya menjerit
Ah ya, aku tidak pernah absen menjerit di sajadahku tentang nama seseorang
Pamekasan, 01 Juni 2025
***
Ibuku bertanya,
Apa kabar laki-laki itu, Nak
Aku menjawab dia sedang jauh berada, Bu
Dibelaian kasih ibunya
Di dalam rumah yang selalu membuatku candu ingin mendatanginya
Ibuku bertanya,
Apa kabar laki-laki itu, Nak
Aku menjawab dia sedang berada di suaraku yang lirih terucap setelah Maghrib
Pula tidak pernah absen di lima waktuku
Apakah laki-laki itu baik-baik saja, Nak
Aku menjawab dia baik-baik saja di dalam tahajjud ku, Bu
Dia selalu tepat waktu di antara Qobliyah Ba'diyah subuhku
Dia abadi dalam Dhuha ku
Dia baik-baik saja saat ini
Meski dia sedang diuji dalam langkahnya,
Diuji dalam hatinya
Diuji dalam tubuhnya
Diuji dalam usahanya
Pun diuji segalanya sepertinya
Pamekasan, 02 Juni 2025
***
Adakah langit untuk pagi
Adakah langit untuk malam
Adakah puisi ini bermakna
Adakah pemenang di dalam lingkaran pertarungan
Adakah yang kalah di depan lawan
Resah untuk kasih
Tangis untuk genggam
Adakah tangan di depan muka
Adakah jawaban di atas tanya
Atau tidak ada aku sama sekali
Sumenep (sedang berbaring mengharap sembuh), 03 Juli 2025
***
Kau menangis untuk apa, Nak?
Doamu yang riuh di malam hari ya
Kau menangis karena apa, Nak?
Aku yang tak cepat-cepat menghapus air matamu ya
Kau mengusap air matamu dengan selimut, Nak?
Tissue mu habis ya
Biar aku yang menghapus air matamu
Kuberikan apa yang sedang kau pinta
Langit akan berada di kakimu, Nak
Bulan akan menemanimu tidur
Ah ya, aku akan menjadi kekasihmu saja
Yang kau datangi setiap waktu
Yang kau rayu disetiap suaramu
Bukankah ini ucapan yang ingin kau dengar
Sumenep, 03 Juli 2025
Komentar
Posting Komentar