Langsung ke konten utama

PUISI "WUJUD TUHAN", Oleh: Erka Ray

WUJUD TUHAN


Tuhan, 
Aku melihat wajah-Mu di atas sana, 
Sayangnya aku tidak bisa ikut andil memotret kemolekan tubuh-Mu dan wajah-Mu
Tuhan, 
Aku melihat senyum-Mu di atas sana, 
Lalu kenapa Kau menyuruhku melanjutkan tangisku sedangkan aku tengah terpesona melihat kemolekan itu

Tuhan, 
Kelak akan aku bawa tubuhku menemui-Mu
Di suatu malam, 
Di suatu gelap yang entah apa ada yang akan mengantarku menemui-Mu
Tuhan, 
Aku masih ingin menangis melihat paras wajah-Mu yang indah
Tunggu aku di manapun kelak aku bisa melihat-Mu lebih dekat,
Yang seakan-akan Kau bisa kugenggam. 



Dengan Bulan yang Sempurna Gompal di Atas Langit Pamekasan, 26 Maret 2024 



___________________



Er, jangan meminta rembulan yang sedang gompal di atas langit kosanmu. Jelas tidak akan bisa, Er. Er, jangan meminta sinarnya menyinari kamar kosmu yang lampunya mulai redup. Biarkan saja, Er. Biarkan rembulannya di atas langit kosanmu. Kau hanya boleh memandangnya. Mau difoto pun, hp-mu jadul, Er. Kau hanya akan merusak rembulannya. -Erka Ray

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...