Kali kedua sore membuat cerita tak tanggung-tanggung
Memancar sepanjang jalan yang ramai akan olok-olok pada sang waktu
Meksi kian sore
Kian habis langkah-langkah dari si renta yang menggarap kisah di pematang sawah
Sore kembali lahir di warna bajumu yang hijau pekat
Merangkai tawa,
Pun senyum yang kau letakkan berpindah-pindah dari tangkai padi yang kau sebut telah dirobohkan angin
Jatuh ketanah
Kau saat kutanya hanya memberitahu arah utara
Jalan-jalan yang ribuan kali kita lalui
Aku yang menggelar kembali cerita lama
Kau yang berada di hadapan menunjuk kanan kiri yang merata dengan pematang sawah
Siap meringkus kisahmu dengan rakus
Selamat jalan
Sampai sore terlahir untuk kedua kalinya di matamu
Sebut saja itu cinta dari Tuhan yang tengah kusebut menulis nada di suaramu
Indah bukan?
Lalu kita memutar ke arah selatan
Ramai orang-orang yang katanya sedang menghabiskan sore dengan kesibukannya di balik atap mobil warna hitam dan putih
Lalu kearah barat dengan sejuta majas-majas yang kian luruh dibibirku
Masif sekali menulis puisi di kopiah putih yang kau sebut tak tertandingi
Pamekasan, 16 April 2024
Komentar
Posting Komentar