Langsung ke konten utama

PUISI "SORE TERLAHIR KEMBALI", Oleh: Erka Ray

Kali kedua sore membuat cerita tak tanggung-tanggung 
Memancar sepanjang jalan yang ramai akan olok-olok pada sang waktu 
Meksi kian sore 
Kian habis langkah-langkah dari si renta yang menggarap kisah di pematang sawah
Sore kembali lahir di warna bajumu yang hijau pekat 
Merangkai tawa, 
Pun senyum yang kau letakkan berpindah-pindah dari tangkai padi yang kau sebut telah dirobohkan angin
Jatuh ketanah

Kau saat kutanya hanya memberitahu arah utara 
Jalan-jalan yang ribuan kali kita lalui
Aku yang menggelar kembali cerita lama 
Kau yang berada di hadapan menunjuk kanan kiri yang merata dengan pematang sawah 
Siap meringkus kisahmu dengan rakus 

Selamat jalan 
Sampai sore terlahir untuk kedua kalinya di matamu 
Sebut saja itu cinta dari Tuhan yang tengah kusebut menulis nada di suaramu 
Indah bukan?
Lalu kita memutar ke arah selatan 
Ramai orang-orang yang katanya sedang menghabiskan sore dengan kesibukannya di balik atap mobil warna hitam dan putih 
Lalu kearah barat dengan sejuta majas-majas yang kian luruh dibibirku 
Masif sekali menulis puisi di kopiah putih yang kau sebut tak tertandingi 


Pamekasan, 16 April 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...