Langsung ke konten utama

PUISI SEBULAN FEBRUARI 2024, Oleh: Erka Ray

TANPA MATA UANG - PUSAKA Februari 2024


Sebelum kita mengenal adanya mata uang yang kita pakai sekarang
Orang-orang zaman dahulu,
Sebut mereka dengan zaman Praaksara 
; zaman batu dan logam konon katanya 
Tak ada mata uang 
Sedang mereka mulai sadar soal status mereka sebagai makhluk hidup sosial
Yang saling membutuhkan 

Pada zaman itu 
Jauh sekali untuk mengenal angka-angka nilai mata uang 
Mereka mencari penyelesaian
Mulai merapatkan barisan
Dari tangan yang satu datang pada tangan yang lain 
Hendak menukar apa yang dipunya dengan apa yang dibutuhkan (diinginkan)

Mereka jauh dari kata mengenal mata uang 
Tak ada lembar-lembar yang sekali tukar bisa mendapat makanan
Mereka mulai menukar
; sistem barter namanya

Dari laut ditukar ke daerah pengunungan
Pun sebaliknya
Garam di laut, sayur di pengunungan
Ikan di laut, padi disawah
Hingga mulailah tradisi itu dijadikan transaksi perdagangan yang sah pada zaman dahulu

Sejak saat itu selembar dua lembar kisahnya di tulis dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial 
Membuat kita mengetahui yang terjadi dahulu
Hingga kini kita tinggal merogoh saku
Mengambil uang kertas 
Lalu membeli sesuatu



Sumenep, 02 Februari 2024

***

DEMIKIAN DARI KEUANGAN - PUSAKA FEBRUARI 2024


Bukan perihal mudah jika membahas uang
Datang silih berganti
Datang hanya mampir sebentar lalu pergi lagi
Kantong tebal hanya sesaat 
Dan perut meraung minta diisi
Sedangkan pernak-pernik kekenyangan semakin mahal 

Manusia semakin hari semakin berkembang
Keuangan sekian rupiah menjadi bukti nyata transisi kehidupan berlangsung
Sekian rupiah di hari ini
Sekian rupiah di hari esok dan lusanya

Dalam keuangan negara
Hal tersebut tercantum dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 
Dibuat rapi sedemikan rupa
Agak tak berantakan

Lalu apa pentingnya sebuah keuangan
Sedangkan kita hanya manusia-manusia yang masih berusaha menyumpal pengeluaran
Apa pentingnya? 
Ketiklah di kolom pencarian internet
Salah satunya pencapaian yang diinginkan di masa depan, bisa mulai direncakan dari saat ini 

Demikian keuangan
Demikian kita yang membutuhkan


Sumenep, 03 Februari 2024

***

CORONA (COVID-19) - PUSAKA FEBRUARI 2024


Ingatlah engkau dengan hari itu 
Ramai sekali berita-berita di tv
Sayang, wajah presenter yang biasa tampil dengan lipstik merahnya
Kulihat telah tertutup masker berlapis-lapis

Ingatkah dengan hari itu 
Datang berita dari negeri seberang
Banyak nyawa bergelimpangan 
Mati satu, mati seribu
Cepat sekali merambat
Seketika itu juga datang pula pada negeri kami NKRI
Dari satu titik, hingga segala penjuru
Bergelimpangan,
Tawa dibungkam
"Cepat masuk ke dalam rumah"
"Cepat jaga jarak"

Dari berita-berita yang dibawakan oleh seorang presenter tv yang wajahnya telah tertutup masker
Menguak kabar tak enak
Banyak yang penuh seketika itu
Bukan rumah ibadah,
Bukan pula pusat perbelanjaan,
Rumah sakit dan tanah pemakaman yang penuh 

Capat menyebar
Kesehatan segera menjadi yang nomor satu digencarkan
Tumbang satu, tumbang seribu
Presentasi di tv masih tetep menggunakan masker sambil membicarakan isu terpanas seputar kesehatan



Sumenep, 04 Februari 2024

***

KAMI KEINDAHAN NEGERI - PUSAKA FEBRUARI 2024


Luas di seluruh negeri
Kami kaya
Kamilah si kaya itu 
Tengah tegap berdiri mempertontonkan kemolekan 
Bukankah itu yang kami punya 

Kami hutan
Kami laut pula gunung 
Kami si pemilik keeksotisan
Para pelancong banyak sekali singgah pergi
Kami si kaya yang sedang kaya 
Kami benar-benar disukai wajah-wajah asing
Datang dan pergi beramai-ramai

Kami bahkan dirancang untuk semakin maju
Semangat keeksotisan
Kamilah yang digadang-gadang akan terus diperbaharui untuk memperlihatkan sisi indah negeri
Pelancong mata sipit,
Pelancong mata biru,
Pelancong rambut pirang,
Anjang sana, anjang sini
Tertawa bersama keindahan kami 

Kami si kaya 
Kami hutan
Kami laut, 
Kami wahana, anak-anak riang mencipratkan air
Kami taman, bunganya saksi bisu si pujangga
Kami adalah apa yang sedang dinikmati

Semuanya datang pada kami
Sebab kami diperkenalkan
Kami dipuja 
Tapi kami bukan dewa
Hanya saja mereka senang menghabiskan akhir pekan bersama kami
Kami adalah keindahan negeri 


Sumenep, 05 Februari 2024

***

BUKAN UNTUK YANG DI BAWAH - PUSAKA Februari 2024


Kau tahu
Meski tangis sejuta mata
Tangan sampai terangkat meminta keadilan
Tubuh bersimpuh di depan sang agung 
Tetap tumpul rupanya dia
Tetep tak goyah dia 
Dia hanya goyah dengan kesenangan
Dengan kegemilangan 
Jangan menari di depannya
Dia telah dibungkam dengan rupiah-rupiah

Kau tahu,
Dia dibuat atas landasan tubuh-tubuh rendah renta yang butuh kesejahteraan
Dia dibuat untuk adil dan keadilan (katanya) 
Pasal sekian 
Undang-undang sekian
Peraturan Pemerintah
Peraturan Daerah
Kitab Undang-undang Hukum Pidana
Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Dan yang lainnya yang sudah tertulis 

Ah Sialnya, 
Dia berada di tangan-tangan pencabut keadilan
Salah kaprah
Salah fitrah
Tumpul kebawah 
Tajam keatas 
Nasib malang yang di bawah

Kau tahu,
Dia sebenarnya lurus
Hanya tangan-tangan jahil nan rakus itu yang membuatnya tidak terlihat lurus
Menjadi belok kanan 
Menjadi belok kiri
Kau tahu,
Dia sebenarnya sudah tertulis rapi dalam kitab-kitab yang dibawa kolonial bertahun-tahun lalu
Lalu terus-menerus diperbaharui 
Kau tahu, dia suci 
Dia adil
Tapi tangan yang memegangnya bukan untuk kami ya di bawah
Semua hanya untuk kepentingan pribadi



Sumenep, 06 Februari 2024

***

AKU ADALAH EKONOMI - PUSAKA Februari 2024


Aku sebenarnya kejam meksi tak kasat mata 
Aku dipuja
Aku bahkan bisa membuat orang-orang naik pangkat
Aku membuat orang-orang punya segalanya

Tapi aku perusak
Suatu negeri bisa membuat alasan dengan adanya aku 
Kebangkrutan perusahaan
Kebangkrutan suatu institusi
Kemerosotan
Aku membuat pejabat gentar
Pun mereka segera menggencarkan mengevaluasi diriku

Aku juga menjadi penyebab seorang istri dan suami bertengkar
Sebut aja aku suatu penghidupan di dalam keluarga
Aku bisa membuat anak-anak kesusahan
Bernasib buruk

Aku adalah apa yang sedang dicari
Aku adalah apa yang menyengsarakan
Aku bisa menjadi sesuatu yang kosong saat seseorang telah mendapatkanku
Aku bisa dimiliki siapapun
Aku bahkan diatur dengan signifikan oleh seorang menteri kabinet negeri ini 

Aku adalah ekonomi
Ekonomi keluarga
Ekonomi negeri
Aku sesuatu yang rentan berubah
Aku adalah sesuatu yang rentan membuat gaduh
Aku bisa menjadi penyebab apapun


Sumenep, 07 Februari 2024

***

PESATNYA KEMAJUAN - PUSAKA Februari 2024


Perubahan semakin nampak di depan mata kita 
Bumi menunjukkan pesonanya,
Orang-orang menunjukkan keahlian
Dulu seorang kemelaratan di mana-mana
Sekarang tak perlu jauh ingin berkabar 
Duhai sayang,
Kau tinggal menekan latar pipih ponselmu
Kau tinggal cari nomorku

Dari hari ke hari perkembangan berangsur pesat
File sekian MB bisa disimpan
Cepat prosesnya
Semakin baju peradaban
Semakin canggih

Hendak menelfon tak perlu ke wartel
Duduk di rumah, rekan nomor lalu tersambung
Semakin hari semakin bertambah
Ada yang bermanfaat ada yang tidak
: disesuaikan


Sumenep, 08 Febuari 2024

***

HASIL MANUSIA - PUSAKA Februari 2024


Salah satu dari hasil peradaban adalah kemajuan
Salah satu dari hasil peradaban adalah kepintaran
: inovasi

Salah satu dari hasil peradaban adalah manusia
Salah satu dari hasil tangan manusia adalah transportasi di jalanan
Salah satu kemudahan ada di jalan-jalan
Dimodifikasi sedemikian rupa
Salah satu dari kecerdasan manusia adalah transportasi yang memudahkan

Salah satu yang mempermudah bepergian adalah transportasi
Dirancang mempercepat jarak 
Dirancang mempermudah situasi darurat

Salah satu campur tangan manusia adalah yang sedang berlalu lalang di jalan


Sumenep, 09 Febuari 2024

***

PERUBAHAN SUATU NEGARA - PUSAKA FEBRUARI 2024


Suatu negara telah bangun
Tidur panjang di gelap malam
Suatu negera akhirnya bangun 
Masih merangkak maju dari malam yang masih gelap

Suara negera mulai bangun
Gedung-gedung tinggi merayap di langit-langit kota
Jalan-jalan panjang nan mulus melata di tanah-tanah yang mentransformasi menjadi aspal
Lihat, banyak yang dibangun
Rami negera kita dengan bangun-bangun baru 

Telah bangkit suatu negera
Sekian dana dihabiskan
Perubahan,
Kemajuan,
Keindahan,
Kemudahan,
Embel-embel kata yang lainnya pun mulai digabungkan
Lihat, lintar provinsi menjadi cepat 
Apalagi hanya lintas kabupaten/kota
Jalan-jalan panjang membentang sepanjang negeri

Suatu negera telah bangun 
Berubah sama dengan tetangganya
Atau bahkan lebih
Suatu negera tak lagi berpikir malam-malam harus membuat apa esok pagi


Sumenep, 12 Februari 2024

***

KOTA DI JAM DUA BELAS MALAM - PUSAKA FEBRUARI 2024


Kota yang saat jam dua belas malam masih terbangun 
Kota yang menggeliat dari kejauhan,
Mulai menjauh mencari relasi 
Pengakuan,
Pembenaran
Kota yang masih terbangun sampai larut malam 

Kota yang menyaksikan sekian sekian banyak kelahiran
Produk yang ini,
Produk yang itu,
Pengiriman yang ini pengiriman yang itu

Ini kota dengan sejuta kesibukan
Jam dua belas malam masih terbangun dengan kesibukannya 
Ini adalah kota tidak ada derik serangga yang menganggu
Kota ini masih sibuk menjadi pusat industri
Kirim sana,
Kirim sini,


Sumenep, 13 Februari 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...