Langsung ke konten utama

PUISI "PUISI ROMANTIS", Oleh: Erka Ray

Izinkan aku membuatkan puisi romantis untukmu
Meskipun tidak seperti puisi karya Sapardi Djoko Damono 
Atau malah puisi karya Djoko Pinurbo 
Atau puisi-puisi serius milik Rendra 
Tidak, puisiku hanya cukup romantis untuk kupersembahkan padamu 

Pula, puisiku bukan seperti puisi Khairil Anwar 
Atau D Zawawi Imron dari tanah Madura 
Puisiku hanya bagian dari puisi-puisi yang tidak perlu memenjara penulisnya di balik jeruji besi
Namun cukup terpenjara dibalik bibirmu yang ranum

Puisiku tidak seperti hujan
Yang luruh tidak mengaduh malah merasa berdosa membuat kerudungmu basah 
Puisiku adalah angin-angin yang kugambarkan sedang bernyanyi lagu-lagu dengan arti yang puitis 
Memuja namamu dengan begitu agung di nada-nadanya 

Apa puisiku sudah cukup romantis bersenda gurau dengan raut wajahmu 
Apa sudah cukup manis menyaingi sirup-sirup yang kau minum tadi
Puisiku memang tak perlu bermajas kau adalah samudranya
Mari kita tiru puisi Sapardi yang sederhana 
Puisi D Zawawi Imron yang mendayu
Atau puisi penuh semangat milik Rendra dan Khairil Anwar 
Atau cukup dengan puisi indah milik Djoko Pinurbo 


Sumenep, 13 April 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...