UNTUK MENCINTAIMU
Tidak serumit kata pertama saat aku membuat puisi yang selalu asal
Pun tak serumit cara tukang cat rumah menentukan warna
Aku akan memilih mencintaimu dengan tidak rumit
Tidak harus pasang surut seperti lautan yang sibuk bersandiwara di balik ombaknya
Aku akan menjadikanmu dengan begitu sederhana
Tidak perlu serumit tukang jahit menentukan motif di bajunya
Jika aku harus memilih,
Aku memilih mencintaimu dengan apa adanya
Apa yang kau punya,
Itu yang kucintai
Sumenep, 13 Januari 2023
***
SINGKAT
Jika malam adalah gelap
Maka siang adalah terang
Jika selimut hanya untuk penghangat
Lalu aku sebagai apa
Jika sedih diemban terus-menerus
Jika senang kau lupa akan aku
Bisa aku terkubur
Apa kau siap mendatangi
Membacakan ayat-ayat suci
Singkat saja,
Adalah malam yang ingin kuperpanjang
Hanya siang yang ingin kupersingkat
Bukankah demikian katamu pula?
Sumenep, 13 Januari 2023
***
NASIB MALAM YANG TAK SAMA
Seorang anak yang menangis di gelap malam
Usap ungusmu wahai anak kecil
Malam pengap menutup telinga akibat tangisanmu
Seorang anak yang terlantar akan kasih
Lekas pulang,
Kau terlalu lama mencari kaki Tuhan
Hendak kauapakan memangnya?
Hendak apa kau sebenarnya?
Sebelum gelap kau mencari terang
Saat terang kau kebingungan mencari damai
Apa menyeduh teh di pagi hari adalah bentuk ketenangan bagimu anak kecil?
Sama layaknya seperti lansia yang hanya duduk menyeruput teh menunggu sarapannya
Malam tidak akan berbaik hati memberikan dongeng-dongeng si kancil dan buaya
Kau harus merangkainya sendiri
Malam tak akan keluar pelangi sebab hujan yang tiba-tiba
Mustahil kau melihat malam mengulurkan tangan lalu berkata jika ia senasib denganmu
Percuma kaumenangis
Kau ditertawakan malam sebab kau hanya ingin bernasib sama
Sumenep, 13 Januari 2023
Komentar
Posting Komentar