Meski sebenarnya mendung
Sebab hujan tadi siang di desaku
Lama merintik seharian
Yang hanya bisa kusaksiksan lewat jendela kamar
Biar kupeluk rembulan yang tertutup awan badannya
Hingga Tuhan berbaik hati untuk duduk bersamaku
Dengan memulai perbincangan singkat yang berisikan dirimu
Hingga larut malam tak kunjung usai memaparkan keindahan rembulan,
Pun dirimu di sela-sela satu dua kalimat yang terkantuk-kantuk
Biar suatu saat, rembulanlah yang memelukku lama
Tidak harus aku bukan?
Kuizinkan tubuhku kotor sepulang dari perbincangan serius dengan Tuhan
Kuizinkan pula kauberakhir dari basahnya bibir Tuhan
Dan tubuhku yang telah berbalik badan hendak tertidur dalam kamar
Sumenep, 09 Januari 2024
Komentar
Posting Komentar