Langsung ke konten utama

HUMOR "PEMILU", Oleh: Erka Ray

Maisaroh wanita janda anak lima umurnya masih 50 tahun dia terkenal cerewet dan blak-blakan ketika berbicara suaminya yang meninggal 2 tahun lalu terkena stroke akibat omelan Maisaroh. 

Suatu ketika di bulan pemilu maisaroh mengikuti serangkaian acara pemilu atas hak suara yg ia punya. Ada 3 kandidat di sana, paslon 01 adalah pak Basedan, paslon 02 adalah pak Subanto dan paslon 03 adalah pak Parnawo. 

Karena tabiatnya yg cerewet ia pun blak- blakkan akan mendukung paslon 1, karna si paslon 2 yaitu pak Subanto merupakan mantan kekasih Maisaroh yang kemudian meninggalkan Maisaroh. Akhirnya dendam kesumat sakit hati tumbuh membara di hati Maisaroh.

Waktu pemilihan pun tiba, Maisaroh duduk diantara orang orang yg juga akan mengikuti pemilihan. Petugas TPS juga sudah sigap di sana. Akhirnya bagian Maisaroh pun tiba, ia berjalan menuju kotak suara dan membuka surat suara lalu mengangkat paku kemudian memilih salah satu paslon. Ia memasukkan surat suara tersebut kedalam kotak TPS sambil berkata, 

"Mati kau lelaki playboy." 

Munirah, tetangga Maisaroh yang melihat Maisaroh keluar dengan muka merah padam lantas bertanya perlahan kepada Maisaroh,

"Mai, kau memilih paslon berapa dalam pemilihan ini?"
 
"Sudah jelas aku memilih pak Basedan, dia lelaki macho gak kaya pak Subanto yang dulu meningggalkanku waktu kita masih pacaran. Aku membencinya sakit hatiku masih membara." 

Maisaroh menjawab dengan mimik muka kesal sembari bibirnya manyun-manyun. 

"Terus kenapa tadi kau keluar dengan kata kata seperti mencaci maki seseorang," lanjut Munirah.

"Iyaa aku kesal sekali dengan Subanto sudah lama aku ingin menghajarnya, menonjok mukanya tapi aku tak pernah bertemu dengannya lagi."

Maisaroh menghela nafas memperbaiki posisi duduk lalu melanjutkan kalimatnya. 

"Jadi tadi dengan paku di tangan kananku dan di depanku terpampang jelas wajah Subanto tanpa pikir panjang karna sudah lama dendam, aku langsung menusuk salah satu matanya dengan paku biarlah meskipun hanya gambarnya aku sedikit lega melakukannya." 

Muka Maisaroh memerah akibat kesal.

"Astaga, Maisarohhhhh ...." 

Munirah menepuk jidat sambil berkata dalam hati,
"Apakah otakmu sudah pindah ke dengkul."




Pamekasan, 24 Januari 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...