Langsung ke konten utama

HUMOR "IMPIAN MASA KECIL", Oleh: Erka Ray

Paijo, Asep dan Tugimin mereka bertiga adalah sahabat sedari masih kecil, mereka sering bermain bersama. Mulai dari main kelereng, main sepeda, petak umpet. Bahkan mereka sering mandi hujan bersama saat turuh hujan di kampung, sampai sakit karna hujan pun mereka bersama. Mereka juga belajar mengaji di satu langgar yang sama. 

Ketika sholat selesai mereka berdoa atas keinginan masa kecil mereka. Paijo yang berdoa agar kelak ketika dewasa ia ingin jalan jalan namun tetap mendatangkan uang. Asep ingin hanya duduk sambil kipas kipasan lalu uang pun datang. Impian Tugimin mun tak kalah asik, ia ingin kelak hanya menggoyangkan kaki saya bisa mendatangkan uang. 

10 tahun kemudian

"Hai, Sep. Hai, Min."

Paijo menyapa Asep dan Tugimin yang kebetulan sedang mengobrol di posko kampung. Paijo baru datang bergabung setelah sedikit sok sibuk dengan ayam-ayam di rumahnya yang tak berhati berkokok namun tak kunjung bertelur. Sebab ayamnya adalah ayam jantan. 

"Eh, Paijo." Keduanya kompak menjawab.

"Widih ... sepertinya habis jalan jalan nih." Tugimin tersenyum usil kearah keduanya.

"Iya nih kayak gak betah di rumah kerjanya jalan jalan terus." Asep menimpali.

"Iya nih alhamdulillah sesuai dengan permintaanku dulu waktu kecil." Demikian kata Paijo dibarengi dengan wajah bangganya.

"Kalian sekarang kerja apa?" kata Paijo kemudian.

"Alhamdulillah aku dulu berdoa agar hanya dengan menggoyangkan kaki uang berdatangan, dan sekarang aku jadi tukang jahit," kata Tugimin memberitahu soal pekerjaannya.

"Kalau aku juga alhamdulillah, dulu berdoa agar hanya dengan kipas kipas bisa mendatangkan uang dan sekarang jadi tukang sate." Asep ikut memberitahu pekerjannya sambil nyengir santai.

"Alhamdulillah impian kita semua terwujud, pun juga cita cita saya yang dulu ingin jalan jalan tapi uang tetap lancar." 

Paijo tersenyum hangat kepada teman-temannya. Bersyukur sekali mendengar kabar baik dari kedua temannya itu. 

"Lalu sekarang kamu kerja apa?" tanya Tugimin.

Paijo singkat menjawab, "Gojek."

Setelahnya Paijo hanya nyengir.


Pamekasan, 13 Januari 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...