Malam yang sejuk, rembulan menggantung di langit desa, bintang gemintang tumpah ruah ikut menghiasi. Malam itu pukul setengah tujuh, baru saja lepas isya', terdengar percakapan keluarga kecil dalam sebuah rumah.
"Kau hendak kemana Dun malam-malam begini, bersarung dan berpeci pula kau?"
Maimunah, itulah namanya, ia sedang bertanya pada anaknya yang tengah bersiap-siap, mematut-matut diri sampai rapi.
"Ohhh aku pamit sebentar ya, Mak. Nanti jam 10 pastilah aku balik ke rumah mamak ini."
Ini Kardun, dia adalah anak semata wayang Maimunah dan suaminya Sarmuji.
"Hendak kemana pula kau hingga mau pulang begitu malam?"
"Aku ikut KPPS mak, sekarang ada kegiatan di masjid kampung."
"Bahh... Sejak kapan KPPS mengurus masjid? Bukankah itu tugas remas?" Maimunah bertanya heran.
"Dan bukannya pendaftaran KPPS itu sudah ditutup dan pelantikannya juga sudah selesai minggu kemarin. Setahu mamak kau tak daftar itu sebelumnya." Maimunah menambahkan.
"KPPS anakmu ini istimewa, Mak. Mamak tenang saja okee. Ya sudah Kardun berangkat ya, Mak. Assalamu'alaikum."
Kardun mencium tangan ibunya lantas berangkat ke acara pertemuan KPPS itu.
Maimunah yang curiga dia membuntuti Kardun, khawatir Kardun akan berbelok arah dan bukan menuju masjid.
Maimunah tiba beberapa menit setelah Kardun. Sebelum ia sampai memang terlihat ada keramaian dimasjid, suara dzikir dan sholawat juga terdengar di sana. Maimunah semakin penasaran tentang KPPS anaknya tersebut, setiba di masjid pandangannya tertuju pada banner yang dipasang antara pilar ke pilar di teras masjid. Ia menepuk jidatnya, kaget sekaligus bersyukur.
"Alamaakkkkk, Alhamdulillahh."
Ternyata di banner tersebut tertulis kepanjangan KPPS yg dimaksud Kardun, yaitu (Kumpulan Pemuda Pemuda Soleh).
Pamekasan, 29 Januari 2024
Komentar
Posting Komentar