Langsung ke konten utama

HUMO "ANGGOTA KPPS", Oleh: Erka Ray

Malam yang sejuk, rembulan menggantung di langit desa, bintang gemintang tumpah ruah ikut menghiasi. Malam itu pukul setengah tujuh, baru saja lepas isya', terdengar percakapan keluarga kecil dalam sebuah rumah.

"Kau hendak kemana Dun malam-malam begini, bersarung dan berpeci pula kau?"  

Maimunah, itulah namanya, ia sedang bertanya pada anaknya yang tengah bersiap-siap, mematut-matut diri sampai rapi.

"Ohhh aku pamit sebentar ya, Mak. Nanti jam 10 pastilah aku balik ke rumah mamak ini." 

Ini Kardun, dia adalah anak semata wayang Maimunah dan suaminya Sarmuji. 

"Hendak kemana pula kau hingga mau pulang begitu malam?" 

"Aku ikut KPPS mak, sekarang ada kegiatan di masjid kampung." 

"Bahh... Sejak kapan KPPS mengurus masjid? Bukankah itu tugas remas?" Maimunah bertanya heran.

"Dan bukannya pendaftaran KPPS itu sudah ditutup dan pelantikannya juga sudah selesai minggu kemarin. Setahu mamak kau tak daftar itu sebelumnya." Maimunah menambahkan.

"KPPS anakmu ini istimewa, Mak. Mamak tenang saja okee. Ya sudah Kardun berangkat ya, Mak. Assalamu'alaikum." 

Kardun mencium tangan ibunya lantas berangkat ke acara pertemuan KPPS itu. 

Maimunah yang curiga dia membuntuti Kardun, khawatir Kardun akan berbelok arah dan bukan menuju masjid. 

Maimunah tiba beberapa menit setelah Kardun. Sebelum ia sampai memang terlihat ada keramaian dimasjid, suara dzikir dan sholawat juga terdengar di sana. Maimunah semakin penasaran tentang KPPS anaknya tersebut, setiba di masjid pandangannya tertuju pada banner yang dipasang antara pilar ke pilar di teras masjid. Ia menepuk jidatnya, kaget sekaligus bersyukur.

"Alamaakkkkk, Alhamdulillahh." 

Ternyata di banner tersebut tertulis kepanjangan KPPS yg dimaksud Kardun, yaitu (Kumpulan Pemuda Pemuda Soleh).


Pamekasan, 29 Januari 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...