Angin ricuh menyapa pipi
Rambutmu yang baru dipotong menyaingi
Konon malam tadi matamu susah terpejam
Angin sama-sama ricuh di atas atap rumahmu
Bergemintang katanya,
Membuatku uring-uringan menyaksikan keresahan diri
Hendak tidur menyaingin langit malam yang telah basah pipinya sebab takut kehilanganmu
Meringkuk di antara tubuh teman sekamar
Merintih,
Angin malam jahat sekali membuat alur
Kisah-kisah pengantar tidur yang tak kunjung membuat terpejam
Hingga seperempat malam dilewati
Mata masih menjelang bagian si penjajah malam
Angin yang masih harap-harap cemas meminta ampun
Pipimu yang basah hendak menangis
Namun tak jadi,
Malam terlanjur menular kemuning dengan langit timur
Meminta kekasih hati sebelum tidur
Sumenep, 21 Desember 2023
Komentar
Posting Komentar