PERADABAN MIMPI
Terjal kataku berbisik padamu
Menyingsing, bersinggungan dengan angin
Kala itu,
Malam dengan sejuta lampu di kanan kiri tubuh kita
Kita meliuk,
Mulai mengutus cinta kasih pada lampu hias di depan toko dengan pintu kacanya
Berjejer mesra
Kau dan aku telah jauh mengejar peradaban malam
Suatu ketika di malam itu
Tanganku erat memeluk mimpi yang baru saja dibeli
Tawa ditukar senyummu
Kala waktu itu kita sempatkan duduk memotret potongan cerita yang baru saja dibeli dari Merk ternama
Sepanjang jalan,
Peradaban malam mulai tertidur di belakang laju motormu
Kita sempatkan lagi duduk sebentar
Sekedar memaki mimpi yang tak seharusnya dibeli
Dengan warna birunya yang telah mengotori bibirmu dan aku
Malam itu,
Selesai kisah kita
Aku yang telah jatuh cinta
Dan kau yang pula jauh cinta
Menarik malam di tanganku yang telah meringkar di perutmu
Mengusir angin
Pulang saat mimpiku tandas di kantong plastik yang kita buang tadi
Sedang mimpimu dipeluk mesra hingga dipajang dalam lemari
Sumenep, 20 Desember 2023
***
GELAP HITAM MALAM (07 Desember 2023)
Aku turut datang malam itu
Aku berbaju hitam
Entah dirimu berbaju apa
Aku mengalahkan langit malam soal warna
Aku di belakang punggungmu sedang melagu dengan syahdu
Lamat-lamat menjauh
Laju motormu
Meminta kasih
Aspal jalan yang tak ingin kalah saing dengan gelap hitam bajuku
Mulut-mulut kita kembali pada keramaian
Mencari warna dengan mimpi di angan-angan
Menukar uang,
Terima kasih lalu diucapkan
Aku sebut kau pembawa cinta malam itu
Sepanjang jalan
Sepanjang lampu di pajang
Aku jatuh sebentar di cinta sebentar lagi menyapamu di tangan
Hingga disempatkan duduk
Aku tak sabaran merobek mimpi di plastik yang sedang digenggam
Menawarimu mengecap manisnya sesaat
Memamerkan indah mimpiku
Namun manisnya yang tak seberapa katamu
Sumenep, 20 Desember 2023
***
AKU SELALU ADA UNTUKMU
Jika langit memandangmu sebelah mata
Aku datang dengan tangan terbuka
Aku izin menjadi matamu
Aku izin membawa kakimu sejajar
Jika rintik hujan datang tak bernada
Atap rumahmu yang tak bersinggungan dengan apapun
Malah bibirmu dikecam mengecewakan
Aku datang
Sisi kiri yang kau palingkan setiap saat
Pulang menduga hal buruk soal diriku
Jika ternyata panas hari ini tak seperti dirimu yang mengharap hujan merintik
Dan merintih perlahan perihal dirimu yang tak dipandang
Aku datang
Menawarkan tangan kusam sebagai tempat genggamanmu
Meminta maaf juah-jauh hari
Soal meniduri hujan yang hanya membasahi setengah bajumu
Soal hari ini
Aku selalu ada
Soal hari esok,
Aku tak kemana-mana
Biar aku ada di sisimu meminta restu
Soal hujan dan tangisnya yang samar di jendela kamarmu yang tak dilap
Soal hari ini
Aku penghiburmu
Aku canda tawamu sepekan kemudian
Sumenep, 20 Desember 2023
Komentar
Posting Komentar