AKAN TETAPI, TUHAN
Akan tetapi, Tuhan,
Batu di depanku diletakkan oleh seseorang
Dan kutahu ini atas kehendak-Mu
Kakiku melepuh bersiap mundur
Pegangan?
Hanya kata yang sering kupertanyakan keberadaannya
Hitam di atas putih
Putih yang telah hitam
Cahaya yang selarik
Gelap dikemudian
Peluk aku dikemudian pula
Puing-puing sabar
Kemarin sempat kuucap di dekat bibir-Mu
Berbisik jika esok kapasitasnya mulai menipis
Memelukku pulang
Rindu pun ikut menguap
Akan pegangan yang dicari-cari
: Pun cahaya putih yang telah hitam legam
Akan tetapi, Tuhan
Peluk cium diriku
Kehausan tenggorokanmu
Sampaikan pada nadiku
Bertahanlah,
Mundur selangkah
Maju seribu langkah
Hingga manis mulutku menjilat kasih di bekas bibir-Mu
Sumenep, 27 September 2023
***
MALAM KELAHIRAN
Lagu-lagu terlantun malam ini
Selepas Maghrib seorang wanita masih bermukenah
Membisiki anaknya perihal bungkusan plastik selepas isya'
Sedang kanan kiri berseru soal malam kelahiran sang kekasih
Hingga selepas isya'
Pun masih terdengar lagu-lagu syahdu
Bermajaskan arab
Menggelitik hati
Tawa-tawa mengikuti belakang punggungmu
Berkasih lalu berkisah bersama kopiah bapak-bapak yang beranjak ke masjid
Di hadapan berderet bungkusan plastik
Buah-buahan terselip merona membiasi pipi-pipi sekilas
Saling mengukur;
Lebih besar punya siapa
Apa dan bagaimana,
Dimakan kemudian di teras-teras rumah selepas pulang nanti
"Allahumma shalilli 'ala muhammad."
Saling sentil
Jatuh berdiri membenahi sarung yang kedodoran
Tertawa duduk di dekat bapaknya
"Wa'ala ali sayyidina Muhammad."
Malah basah bibirmu
Terdengar masjid-masjid penuh
Ceramahlah,
Beri aku sanjungan akan malam ini
Untuk kemudian terucap sekian dan terima kasih
Sumenep, 27 September 2023
Komentar
Posting Komentar