Langsung ke konten utama

PUISI "SUATU TEMPAT", Oleh; Erka Ray


Siang itu, hujan tiba-tiba turun 
Kita berteduh 
Baju-baju kering mulai basah 
Kita berdiam diri
Satu dua botol minuman
Kita berpikir akan kemana 

Siang itu,
Hujan menari di depan mata
Kamu terburu-buru ke kamar mandi 
Punggung-punggung ikut berteduh 
Mengibaskan baju basah 
Dan wajahmu yang terkena tempias

Siang itu,
Tiba-tiba langit cerah
Kita bermotor ke arah timur 
Langit menggelar senyum lebih lebar
Panas,
Pelipismu berkeringat
Kita mendatangi suatu tempat yang sering orang-orang datangi 
Kita berdua,

Kau bilang, "Ini tempat yang indah."
Kita duduk
Bekas-bekas lahan petani garam
Air yang menggenang
Hijau di kejauhan
Pun putih di depan mata 
Awan satu dua seperti memasung diri dengan sengaja 
Hijau kanan kiri, 
Tempat yang kita duduki
Beralas rumput

Siang itu pun,
Kisah-kisah anggun tersenyum
Mengenakan gaun terbaik 
Meski sedikit khawatir akan dua tiga hal 
Namun tanganmu mengalihkan pikiran
Kita tersenyum
Untuk kemudian berkata,
"Mari pulang." 


Sumenep, 26 Juni 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...