Cangkul mencari binar senyum
Tanah ikhlas mencabik tubuh
Peluh-peluh mengucur deras
Kopi dalam termos telah tandas
Tak ada layaknya aku
Petani menanam bibit
Kali ini berbunga,
Namun tak sepertiku yang tak berwarna
Air-air dibawa menggunakan timba
Mulai disiram
Saat malam ini,
Punggung diluruskan
Untuk esok bengkok
Pun bertekuk lutut
Petani pulang bersama senja
Saat anak-anak ramai tertawa menggoes sepeda
Sudah ramai tanah lapang dengan orang bermain bola
Menggerakkan tubuh agar tak malas katanya
Meski di tudung saji kosong,
Kopi hitam masih sisa setengah dalam cangkir besi
Sisa siang tadi
Menyeruput,
Mengecup malam untuk diajak tidur
Pun aku demikian
Sumenep, 18 Juni 2023
Komentar
Posting Komentar