"Lihat aku di depanmu," ucapmu malam itu
Aku yang mendongak
Melihat warna-warna yang tak lagi asing
Dengan senyum yang tak mau kalah dengan lampu jalan
Dan deru kendaraan yang menjalang di telinga
Pun orang-orang yang sibuk dipinggiran
"Terlalu lama," ucapmu
Saat menungguku membeli menu baru untuk simpang siur percakapan kita selanjutnya
Malam itu meski dingin
Tanganmu menunjuk ke langit
"Lihat layang-layang itu, berlampu", ucapmu
Seperti bertabur
Lampu-lampu mengukir janji di sekitarnya yang terang
Sedang motormu bersenandung
Tak merdu,
Membelah kisah-kisah selanjutnya yang akan ada
Pun aku yang melihatmu dari belakang
Punggung yang membelakangi,
Sampai pada tujuan,
Berburu tempat paling redup
Santai mulai memetik satu dua dana soal malam
Dan orang-orang asing berikutnya
Anak-anak bermain ayunan
Sedang kita melahap menu baru
Berkisah soal ayunan dan orang-orang baru
Mata kita menatap objek di depan
Siluet keluarga
Lalu ribut soal minyak yang tumpah
Kotor tangan,
Kotor mulut kita
Sibuk mengabiskan minuman
Bercerita dua tiga hal yang asing
Seperti kita
Sumenep, 26 Juni 2023
Komentar
Posting Komentar