Langsung ke konten utama

PUISI 15 JUNI, Oleh: Erka Ray

SUDUT PANDANGKU

Dari sudut mana bibirmu menguning 
Arah timurkah?
Yang saat ini tengah mengkal 
Tidak mengikhlaskan mundur 
Maju pun tak bisa 

Dari sudut mata akan ku tagih lagi pandanganmu 
Saat tak lagi ku pertahankan objeknya
Pagi murung menggulung diri 
Matamu yang tak lagi dia sebut sebagai aku 

Pagi luput tidur di kasurmu 
Aku yang tak lagi di sana 
Mulai 
Dari sudut pandangku kamu kutagih soal pagi 
Yang melipat mimpi kayaknya tikar

Aku punya sudut pandang
Meski bukan aku maha tahu
Mungkin aku tokoh kedua

Sumenep, 15 Juni 2023

***

BERANGKATLAH SAAT DIJEMPUT PAGI 

Sepi di sepotong jalan ini 
Kepul asap masih malu-malu ditutup nasi 
Mampir sejenak menyuruhmu bangun 
Halaman yang disapu 
Bersih mempersilahkanmu berjalan 

Masih melipir
Siapa?
Aku yang tadi malam takut-takut menutup jendela
Masih berdrama menutup gorden
Hingga saat ini 
Kaki-kaki sudah jauh berselancar pada pematang sawah 

Sepanjang jalan disapa
Aku menunduk takjub pada wajahmu
Meski dua atau tiga kali gagal membidik 
Tetangga-tetangga tetap rajin menjadikan topik gosip

Berangkatlah,
Pagi menjemputmu di depan pintu 
Alat-alat tersampir di punggung
Semakin siang aku diselingkuhi dengan peluhmu


Sumenep, 15 Juni 2023

***

TEMAN BERTANYA SOAL YANG BARU

Sebaris 
Baru tertulis 
Kertas baru 
Putih 
Baru kutulis 
Kotor
Terlihat bukan aku 
Sebab buku 
Selembar dirobek
Hendak berbagi

Teman mendekat
Bertanya harga 
Aku berbisik
Mulai menulis
Sudah basi 
Kisah lama
Usang ujuk diri
Bangga,
Dada membusung

Aku dibelikan buku baru
Disuruh menulis 
Panjang-panjang perparagraf
Menunjukkan sifat aku 
Menjadi kotor bukuku 

Teman bertanya
Aku hendak menulis apa
Mungkin cuma humor 
Tertawa dan ditertawakan
Orang-orang jauh ditulis juga
Soal rindu yang tak terkikis juga 


Sumenep, 15 Juni 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...