Bangku taman kota yang diduduki
Terlihat kokoh
Apa daya,
Ada lidah yang tergelincir
Di dekat senyum
Menghambakan mentari
Kenapa membias wajahmu yang separuh
Melilit jari
Padahal terpasang cincin
Kita berdua
Menatap depan dengan menantang
Tidak rapi lagi model duduknya
Hanya berbincang ringan
Sedang sisi kanan,
Sedang membentuk momen bahagia
Bersama yang tercinta
Walau hanya sebentar
Kita jadi ujung pena yang akan tajam
Memuja pertemuan kesekian
Hanya bermodal duduk
Tekad yang sesekali ada
Kita berani menempuh jalur
Beda,
Tapi kita sedang jadi penikmat
Taman kota ini,
Lancang menghambat
Bibir-bibir ditunjuk menjadi pembaca
Lama,
Hingga kita berkelit
Lantang,
Lancang,
Kita buru-buru mengakhiri
Pamekasan, 22 Maret 2023
Komentar
Posting Komentar