Kabut yang berenda
Di matamu dan mataku
Membelah jalanan layaknya kue coklat pesta kita
Hijau yang menguning
Memberi hormat sepanjang perjalanan
Kaki yang kedinginan bercengkrama dengan angin
Jalan-jalan yang tak mulus
Kemana perhatian?
Entahlah,
Kabut masih berenda
Bak tirai di rumahmu yang tebal
Namun tak lama memberikan hidangan
Gunung-gunung yang diagungkan mata
Tangan yang ingin lancang menyentuhnya
Seakan jarak sedekat jariku dan jarimu
Angin yang mulai berbisik,
"Indah."
Kerudung yang diterbangkan
Bajumu yang terbawa angin
Pula, aku yang berpegang erat
Sedang di depan sana,
Puncak gunung terhalang kabut
Kita yang hanya mereka-reka
Pamekasan, 18 Maret 2023
Komentar
Posting Komentar