Aku ingin melamarmu
Setelah kuambil bunga-bunga di pagar rumah
Kurakit,
Kusatukan,
Lalu kugenggam dengan erat menuju pekarangan rumahmu
Menyaksikan kamu yang sedang menyapu halaman
Padahal hari masih terlampau pagi
Aku ingin melamarmu
Di depan vas bungamu yang berwarna hitam
Berlutut layaknya pangeran
Tapi aku hanya pengangguran
Yang hanya menumpuk angan
Kacamu yang berdebu
Aku lap bersih demi melihat pantulan diri
Apakah aku kayak mendampingi
Melirik lagi,
Ternyata aku bukan siapa-siapa di sini
Melamarmu dengan tangan
Aku mendapatkan tamparan dari realita yang bertolak belakang
Menjinjing bungaku yang layu
Meminta pulang
Aku tak pantas disandingkan
Sumenep, 06 Februari 2023
Komentar
Posting Komentar