Langsung ke konten utama

HUMOR "JODOHNYA SAMA OM-OM", Oleh: Erka Ray



"Cepet bangun Mina. Jangan tidur terus. Ini sudah siang, ayam saja sudah pergi mencari makan ke rumah tetangga." Ibu berteriak pagi-pagi begini. Kan tadi aku sudah bangun tapi tidur ketiduran, lebih tepatnya tidur lagi sih habis subuh. Ya mau bagaimana lagi, mata tidak bisa dikondisikan karena tadi malam begadang sambil mengerjakan tugas. Eh, lebih tepatnya sih banyak istirahatnya dari pada nugasnya.

Aku tahu matahari di luar rumah sudah bersinar terang.

"Kamu ini anak gadis kalau tidur jangan bangun kesiangan." Ibu mengetuk-ngetuk pintu kamarku.


"Iya, Bu," Aku akhirnya menjawab.

Setelah mandi, aku ikut sarapan dengan adik-adikku yang lain.

"Kamu kalau bangun jangan kesiangan, nanti jodohnya Om-om," ucap Ibu sambil sibuk mengunyah makanan. Ibu memang begitu, makan saja sambil ngoceh.

"Cepat bersih-bersih rumah. Jangan jadi pemalas, nanti suaminya brewokan." Ibu lagi-lagi menyuruh, mengatakan ini itu.

Lagi-lagi aku hanya mengiyakan, bergegas membersihkan rumah dan kamarku yang tercinta.

Setiap pagi Ibu pasti berteriak kalau aku sudah bangun kesiangan. Bilang, kalau nanti jodohnya om om. Aku berpikir wah jangan-jangan nanti jodohku om yang itu. Aku tersenyum penuh arti yang tersirat.

****
Keesokan harinya. Matahari bersinar cerah sekali, sangat cerah membuat silau saja. Padahal masih pagi. Sepagi ini desaku yang asri ini sudah sibuk. Orang-orang pergi ke ladangnya, ada yang sibuk memberi makan ayamnya. Ayam yang bikin kesal setiap harinya. Bagaimana tidak, dia sembarangan saja membuang kotoran ke rumahku dan rumah tetangga yang lain

"Haduh, sudah Ibu bilang jangan bangun siang, Mina." Haduh Ibu lagi-lagi berteriak, aku kan hanya ketiduran saja habis subuh tadi.

"Kamu emang mau jodohnya Om-om?" tanya Ibu saat aku muncul dibalik pintu kamar.

"Mau, Bu. Kan nanti bisa jodoh sama Om-om Korea. Ibu enak tuh punya menantu cakep," ucapku pada Ibu.

"Ini sudah siang, kamu jangan bermimpi terus. Pertanyaannya, memang mereka mau sama kamu? Kamu hidup saja, mereka gak tahu tuh," ucap Ibu sambil berlalu.

Ibu memang tidak mendukungku untuk hal ini. Kan dia selalu bilang setiap pagi kalau bangun siang nanti jodohnya Om-om. Aku jadi semangat bangun siang, biar jodohnya Om-om Korea kayak Duda keren Song Joong Ki Oppa.


Diselesaikan di Sumenep, 22 Januari 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...