Hari yang cerah. Tentu panas begini masih mau bilang hari yang suram. Hidupmu saja yang suram. Masalah terus yang dipikirin bukan diselesaikan.
Hari ini hari Minggu, weekend. Hari libur. Dan juga hari bersih-bersih rumah. Dari tadi subuh Ibu sudah berteriak-teriak menyuruh bersih-bersih ini itu.
"Anak gadis kalau pagi bersih-bersih rumah, Minah." Begitulah kata ibu.
"Kalau bersih-bersih itu harus bersih tidak tertinggal satupun. Nanti suaminya brewokan kalau tidak bersih." Nah begitu juga kelanjutan dari teriakan ibu pagi tadi.
Karena aku bosan diteriaki berkali-kali, jadilah aku bergegas membersihkan rumah. Mulai dari mencuci baju dan cuci piring. Dilanjut dengan membersihkan tempat tidur dan kamar tercinta. Dilanjut lagi dengan mengelap kaca, mengepel dan menyapu.
Saat menyapu lagi-lagi ibu berteriak.
"Kamu gimana nyapunya, Minah. Liat di kolong meja masih ada debunya. Tuh juga di pojok yang itu masih ada sarang laba-laba." Begitulah kata ibu. Aku mengiyakan saja dari pada dia terus mengomel.
Setelah selesai bersih-bersih aku mulai duduk santai di sofa ruang tamu, selonjoran. Nikmat sekali. Ibu datang membawa camilan. Dan segelas teh hangat.
"Kamu kalau bersih-bersih itu harus bersih, yang bener. Emang kamu mau suamimu nanti brewokan," ucap ibu yang masih sibuk menuangkan teh pada gelas plastik.
"Mau, Bu. Kalau suaminya modelan Refal Hady kenapa enggak mau. Aku terima dia sama brewoknya itu," ucapku mantap. Kenapa harus menolak kan kalau seperti Refal Hady atau seperti Shahrukh Khan boleh juga. Aku makin semangat nanti menyapu yang tidak bersih. Atau perlu tidak ku sapu sekalian. Aku tertawa di dalam hati.
"Halah kamu ini. Ngehalu lagi. Sudah siang, jangan kebanyakan mimpi. Yang modelan mereka itu gak mau sama kamu," Ibu berkata sinis.
Ibu sama sekali tidak mendukung cita-cita memiliki suami seperti Refal Hady. Kan enak punya mantu brewokan ganteng.
Diselesaikan di Sumenep, 24 Januari 2023
Komentar
Posting Komentar