Sajak ini meneduh di depan rumahmu
Berharap tubuhnya semakin panjang
Pengharapan-pengharapan bertengger di dekat bibir sajakku
Sajak ini terus menepi
Jalan di depannya mulai tidak baik lagi
Sajak-sajak ini kecil di tanganku
Cukup berani untuk menyatakan kisahnya sudah berhenti
Sajak ini tawar saat kucicipi
Tidak baik lagi butuhnya ternodai
Sajak ini kehilangan jalannya
Kehilangan sepatunya
Masih berjalan menuju rumahku
Masih berharap sampai di depan pintu
Dia berteduh akhirnya dengan makna yang serabutan
Dia berteriak kalap,
Mejaku kosong dimaki-maki
Sajak ini mundur lagi kakinya
Sepatunya salah mencari pasangan
Dia tertidur akhirnya
Pelarian terakhir saat dunia tak mau mengalah padanya
Sumenep, 29 Desember 2022
Komentar
Posting Komentar