Setelah aku duduk bersila di teras rumah
Akunkira hujan akan cukup berbaik hati
Meski cuma ucapannya saja yang datang
Tapi, aku hanya berteman puisi
Aku kira saat tandas isi cangkirku
Genting di atasku berbaik hati untuk diam
Tidak lagi mengaduh soal perlakuan hujan
Aku diam masih dengan duduk yang sama
Perihal depan muka yang hanya tersuguhi hujan
Yang pelan-pelan sudah membuat rumahku kedinginan
Tidak ada perasaan iba
Masih tetap berjanji untuk berhenti
Bisa berhenti sejenak hujan ini
Mataku berair panjang di kelopaknya
Sudah beberapa kali diusap
Tetap saja terurai mengalahkan doa-doa selepas Maghrib
Aku masih duduk dengan permainan hujan
Atap rumah masih dengan gerutunya yang sama
Dinding rumahku juga masih dengan rutukannya yang sama
Hujan ini senang sekali mempermainkan
Sumenep, 30 Desember 2022
Komentar
Posting Komentar