Aku akan tetap meminta maaf lewat puisi-puisiku
Akan tetap menjadi penyair miskin yang miskin hurufnya
Penyair yang kehausa aksaranya
Aku akan tetep menangis di puisi ini
Dengan lantang tanpa malu lagi
Meski, tetap tidak cukup permintaanku pada kalimat-kalimat yang gagal kusempurnakan
Aku penyair yang miskin di muka
Dengan sederet baret di lengan-lengan puisinya
Aku menyesal, di bair terakhir aku lupa menyebut muasalmu
Kalimatku panjang tak pernah pendek
Aku masih miskin hari ini untuk mengangkat tangan kada rambutmu
Aku juga miskin pada cerita pendek yang jarang-jarang kutulis di mulutmu
Penyair ini gusar wajahnya di bawah kaki langit
Melihat huruf di kalimatnya yang juga turut menyesal dalam
Miskin di puisiku,
Aku mulai kewalahan
Sumenep, 26 Desember 2022
Komentar
Posting Komentar