Malam sepertigamu basah kemarin
Saat aku yang hendak menabur beberapa bunga
Sebagai wewangian kisah
Langit roboh keangkuhannya di pangkuanmu
Meski untuk paginya,
Fajar pun kalah cepat dengan matamu untuk bangun
Meski tubuh beberapa kali dipeluk angin
Mulutmu tak pernah kasar merutukinya
Aku tahu,
Kata-kata ini hanya rongsokan saat kuucapkan
Meski putih melati tidak bisa ditukar merahnya mawar
Ataupun birunya langit
Yang beberapa kali disakiti hujan
Aku rindu dekapanmu, Bu
Saat malam-malam yang dikungkung cerita Kancil dan Buaya
Hingga mataku dulu menyerah
Dan berjumpa dengan mimpi di satu jam kemudian
Aku berpuisi untuk kerinduan
Layaknya minuman anggur,
Ini semua candu yang baru bagiku
Bu, bisa kurehatkan sejenak dirimu di pundakku
Biarkan aku yang memulai cerita kali ini
Meski kancil dan Buaya yang ceritanya hanya itu-itu saja
Sumenep, 20 Desember 2022
Komentar
Posting Komentar