Langit yang melahirkannya
Bumi yang menerima
Langit menemaninya jatuh
Tapi bumi yang ditemuinya
Langit yang berulangkali menemani tidurnya
Tapi tanah yang lagi-lagi dicemaskan kekeringannya
Hujan tidak perlu menjadikanmu langit
Cukup membuat wajahmu kelabu
Langit tidak mengoceh panjang diucapkannya
Hanya singkat
Sesingkat awan yang dibenci mata
Beberapa kali dipeluk,
Hujan pergi
Beberapa kali dicegah tangannya
Dia menggandeng tangan yang lainnya
Tidak sekalipun menoleh saat bersamanya
Mata langit kelabu bersama awannya
Hanya mendapatkan hitam
Untuk meraih mendung berikutnya
Pernahkah tidak meninggalkan
Jika tunduk pada senjanya,
Tetap tanah yang bertahta
Ingin ditinggal,
Tapi langit mengingat muasalnya memuja
Memeluk, meski di lepas paksa
Hujan jatuh di matamu pada akhirnya
Pamekasan 8 Desember 2022
Komentar
Posting Komentar