Bibir-bibir merah menyala ditempel pada dinding rumah
Atap mulai bocor
Hujan menyeringai panjang di hari jatuhnya
Menusuk diam-diam bersama angin yang menjelma pada ucapan
Apakah harus berselimutkan dusta
Saat hanya tinta yang mewakili lidah kelu
Rumahku tak lagi berbicara
Hanya berbisik perlahan pada tempat tidur yang memanjang
Dulu, apa sudah sempat meminta maaf
Hingga saat ini saat mendamba panas mentari
Hujan turun deras dengan kisahnya yang perih di hari
Mengatupkan tangan pada langit yang tidak lagi cerah wajahnya
Saat menatap atap rumah yang bolong karena ulang kekasihnya
Si hujan yang angkuh lewat di sana
Kejahatan di rumahku,
Saat yang lain rindu pintu terbuka
Mulut berkelit manja dengan ucapan yang apa adanya
Sudahkah aku pulang saat hujan ini terus bercerita
Sumenep, 21 Desember 2022
Komentar
Posting Komentar