Badai di puisiku
Hurufnya kalang kabut mencari tangan
Kalimatnya berhamburan mencari perdamaian
Puisiku terkena badai
Tidak tahu harus kemana
Badai tega tidak mengajak duduk berdua
Berdiskusi tentang saling melukai di meja makan
Puisiku berhamburan lupa pulang
Tidak nyaman tubuhnya berbaris bersama jutaan perasaan di kertas-kertas tebal
Jangan renggut senyum di puisiku
Meski duduk hanya menggulung pandangan
Aku bersimpuh memohon
Jangan badai di telinga puisiku
Puisiku ingin tidur malam ini
Puisi masih linglung mencari bantalnya
Puisi berbasis bersama langit yang cemas
Badai di puisiku masih setia
Tidak berlari menjauh menjadikannya tebih bermakna
Puisi bernada lusuh
Yang bentuknya tidak tau apa
Sumenep, 23 Desember 2022
Komentar
Posting Komentar