Ada bahuku meski seperti kayu tua
ada tanganku yang seperti kapas
ucapan yang dipertaruhkan juga punyaku
rindu yang digantung
remah-remah yang lemah
sendu di ujung mataku
renta di senyumku
keropos di tubuhku
dan air mata yang keruh
kita saling menautkan jari kelingking
berbisik,
lidahku cuma satu untuk bening
air mataku untuk wajahmu
Yang meliuk itu
sering pusing di kisahnya sendiri
senari-nari di ujung bibirnya
telanjang matanya saat menjamahmu
tapi putih hatinya untuk kau injak
masih bisa direngkuh tanganmu yang warnanya coklat tua
Sumenep, 04 September 2022
Komentar
Posting Komentar